Sabtu 03 Apr 2021 10:31 WIB

Kisah Sherly Raih Predikat Wisudawan Terbaik UMM

Sherly meraih nilai empat sejak semester IV hingga meraih predikat wisudawan terbaik

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sherly Lola Zuraida tengah membaca buku di salah satu ruangan di UMM.
Foto: Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sherly Lola Zuraida tengah membaca buku di salah satu ruangan di UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Meraih Indek Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna di perkuliahan tidakmudah. Butuh perjuangan keras dan kedisiplinan yang tinggi. 

Begitupun yang dialami oleh mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sherly Lola Zuraida. Berkat usahanya yang tidak pernah putus, ia dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode I tahun 2021.

Sherly menjelaskan capaian ini dapat diperoleh berawal dari raihan Indeks Prestasinya (IP) di semester pertama. Ia tidak menyangka mampu mendapatkan angka yang tinggi di hasil perkuliahannya. Dia cukup kaget dengan hasilnya mengingat ia tidak memiliki target yang cukup tinggi. 

"Saya hanya memiliki target yang penting bagus. Apalagi mengingat kemampuan saya yang masih kalah dengan yang lain,” ucap dia.

Perolehan nilai empat pada IP di semester empat memacu Sherly untuk terus belajar dan berusaha agar bisa mempertahankannya. Semester demi semester ia lalui dengan begitu lancar. Kesuksesan ini semua tak lepas dari dukungan dan doa orang tua.

Adapun mengenai cara belajar, anak sulung dari tiga bersaudara ini mengaku tidak ada yang istimewa. Hanum ada satu hal yang selalu ia lakukan setiap hari yakni membuat perencanaan. Ia selalu membuat jadwal serta daftar tugas yang harus ia selesaikan. 

“Bukankah perencanaan adalah awal dari kesuksesan? Saya sudah terbiasa melakukannya sejak kecil. Merencanakan kegiatan membuat saya tidak grusa-grusu dalam menjalani hari,” ungkap wisudawan jurusan manajemen itu.

Selain membuat rencana, ia juga selalu menyempatkan belajar walau terpaksa. Menurut dia, memaksa diri untuk belajar merupakan kunci. Mungkin di awal akan terasa berat tapi lama kelamaan akan berubah menjadi ringan. Tidak jarang ia malah menyukai kegiatan tersebut.

Kiat berikutnya, yakni berdiskusi sebagai cara paling ampuh untuk belajar. Dalam perjalanan akademisnya, ia sering mengajak teman-temannya untuk bertukar pikiran terkait mata kuliah. Apalagi semenjak menjadi asisten laboratorium.

Sherly mengaku mempunyai grup belajar sendiri. Biasanya dia dan kelompok bertemu dan mengobrol materi-materi perkuliahan. "Sayangnya, semenjak Covid-19 intensitas pertemuan kami berkurang,” ungkapnya dalam pernyataan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/4).

Di sisi lain, Sherly tidak menampik semua kemudahan yang ia peroleh berkat doa kedua orang tuanya. Meski orang tua jarang menampakkan dukungannya, ia yakin doa merupakan faktor penting dalam capaiannya hingga kini. 

Sherly berharap raihan yang dia peroleh bisa semakin memacu teman-teman lain dalam belajar. Boleh saja sibuk kegiatan lainnya, tapi tidak boleh melupakan kewajiban sebagai mahasiswa untuk belajar. "Alhamdulillah saya mendapatkan bonus bisa membanggakan ayah dan ibu,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement