Rabu 07 Apr 2021 06:41 WIB

Ini yang Dilakukan PUPR Tangani Bencana di NTT dan NTB

PUPR berupaya laksanakan perintah Pesiden dalam penanganan dampak bencana.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah warga berusaha melewati jalan yang tertutup lumpur akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/4/2021). Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja telah memicu bencana alam di sejumlah wilayah di NTT dan mengakibatkan rusaknya ribuan rumah warga dan fasilitas umum.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Sejumlah warga berusaha melewati jalan yang tertutup lumpur akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/4/2021). Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja telah memicu bencana alam di sejumlah wilayah di NTT dan mengakibatkan rusaknya ribuan rumah warga dan fasilitas umum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan upaya tanggap darurat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, pihaknya berupaya untuk melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanganan dampak bencana tersebut.

Endra memastikan, Kementerian PUPR akan mengerahkan sumber daya yang tersedia, alat berat, dan personel yang berada di kantor-kantor balai di NTB dan NTT. "Kami juga akan didukung oleh mitra kerja yang sedang bekerja di proyek-proyek infrastruktur terdekat," kata Endra dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (6/4). 

Baca Juga

Hujan dengan intensitas ekstrem di NTT menyebabkan hampir seluruh wilayah terkena bencana banjir. Wilayah terdampak paling parah, yakni di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sumba Timur, Flores Timur, dan Lembata. Selain menggenangi permukiman, banjir tersebut juga menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur sumber daya air, jalan, dan putusnya jembatan. 

Kerusakan infrastruktur sumber daya air, di antaranya pergeseran pada armour blok beton bangunan pengaman Pantai Namosain, kerusakan longsor tembok penahan tanah sepanjang 50 meter di Bendungan Manikin, kerusakan tanggul pengendali banjir Sungai Malibaka sepanjang 80 meter, dan longsor 30 meter pada sandaran kiri Bendungan Rotiklot.

Baca juga : BNI Lakukan Relaksasi Kredit Bagi Korban Bencana di NTT

Sementara pada infrastruktur jalan dan jembatan, salah satu jalan yang rusak, yakni ruas batas Kabupaten Manggarai, Gako, sepanjang 50 meter. Beberapa jembatan yang terputus, yakni Jembatan Kambaniru, Jembatan Talimetan, dan Jembatan Harekaen Kaputu. 

Longsoran pada badan jalan, di antaranya terjadi di Kilometer 35, yakni Batas Kota Waingapu, penanganan dilakukan dengan perkuatan lereng. Selanjutnya terjadi di Waikabubak, Batas Kabupaten Sumba Timur, sepanjang 145 meter dengan penanganan perkuatan tebing dan lereng. Sementara untuk longsoran pada tebing dan lereng akan dilakukan perbaikan berupa perkuatan lereng, tebing, serta dinding penahan tanah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement