Kamis 08 Apr 2021 14:57 WIB

Jepang Prioritaskan Vaksin Atlet Olimpiade, Warganet Marah

Baru 1 juta orang Jepang yang menerima dosis pertama vaksin sejak Februari

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
 Orang-orang berjalan melewati papan nama untuk mempromosikan Olimpiade, di Tokyo, Selasa (16/2). Olimpiade dijadwalkan dibuka pada 23 Juli, tetapi jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar 80% publik Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda.
Foto: AP/Koji Sasahara
Orang-orang berjalan melewati papan nama untuk mempromosikan Olimpiade, di Tokyo, Selasa (16/2). Olimpiade dijadwalkan dibuka pada 23 Juli, tetapi jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar 80% publik Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang berencana memprioritaskan vaksin Covid-19 untuk atlet Olimpiade. Keputusan itu memicu kehebohan di media sosial karena inokulasi negara itu jauh tertinggal dari negara-negara besar lainnya.

Kantor berita Kyodo melaporkan pada Kamis (8/4), pejabat pemerintahan menyatakan Jepang telah mulai mencari kemungkinan untuk memastikan semua atlet Olimpiade dan Paralimpiade mendapatkan vaksinasi pada akhir Juni. Laporan tersebut memicu kemarahan di media sosial, bahkan ketika Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato meyakinkan saat ini tidak ada rencana untuk memprioritaskan atlet.

Baca Juga

"Berikan ke ibuku dulu. Atlet semuanya muda dan sehat," tulis seorang pengguna Twitter.

Hanya vaksin Pfizer yang sejauh ini disetujui dan hanya satu juta orang yang menerima dosis pertama sejak Februari dari populasi Jepang yang berjumlah 126 juta. Vaksinasi untuk lansia baru akan dimulai minggu depan.

Banyak orang mencatat bahwa rencana awal untuk vaksinasi memprioritaskan pekerja medis, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi kronis. Sedangkan, warga biasa tidak mungkin mendapatkannya sebelum musim panas.

"Ini sangat aneh. Mengingat kami tidak tahu apakah bahkan semua lansia akan menerima vaksin mereka pada pertengahan Juni, Anda akan meminta semua atlet mendapatkan vaksinnya? " ujar pengguna di Twitter.

Sementara pemerintah mengatakan akan melanjutkan Olimpiade sesuai rencana mulai 23 Juli, sebagian besar orang Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda lagi. Sejumlah acara uji coba untuk beberapa olahraga baru-baru ini dibatalkan atau ditunda karena kekhawatiran tentang pandemi. Eksekutif bisnis terkemuka Hiroshi Mikitani menulis di Twitter bahwa mengadakan Olimpiade itu berisiko.

"Sejujurnya, saya merasa Olimpiade musim panas ini terlalu berisiko. Saya menentang mereka," tulis CEO grup e-commerce Jepang Rakuten Inc ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement