Sabtu 17 Apr 2021 16:12 WIB

Bertemu Golkar dan PKS, PPP Persiapkan Pemilu 2024

Silaturahim ini juga bagian komitmen PPP menguatkan peradaban politik berintegritas.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua Umum PPP, Arwani Thomafi.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum PPP, Arwani Thomafi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi mengakui,  partainya tengah bersiap untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, persiapan tersebut harus dilakukan sejak jauh hari.

"Kami tak akan menyangkal sedang menyiapkan Pemilu 2024 dari jauh-jauh hari, sejak sangat dini. Tetapi kami tetap berpegang pada prinsip bahwa kita tak boleh sholat Subuh di waktu Isya," ujar Arwani lewat keterangan tertulisnya, Jumat (16/4).

Pertemuan PPP sebelumnya dengan Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga membicarakan Pemilu 2024. Tujuannya, membangun persahabatan politik dan menyamakan visi dalam merawat Indonesia.

"Silaturahim untuk membangun persahabatan politik yang diinisiasi PPP ini tentu jauh dari kontra produktif. Sehingga, kami juga mengajak semua pihak untuk terus menjalin silaturahmi," ujar Arwani.

Silaturahim ini juga bagian komitmen PPP menguatkan peradaban politik berintegritas, yang basisnya mencari titik temu dan tujuan utamanya merawat Indonesia. Di dalamnya akan terbangun dan terawat kemajuan bangsa dan kebahagian warganya.

"Peradaban politik tentu tidak bisa dibangun dengan sendirian. Sejarah perjalanan PPP telah menunjukkan kerjasama politik dilakukan baik dengan sesama partai politik Islam maupun partai nasionalis," ujar Arwani.

Sebelumnya, jajaran pengurus PPP menyambangi markas PKS, Rabu (14/4). Sekretaris Jenderal PKS, Aboe Bakar Alhabsyi menuturkan, salah satu yang ada dalam pembahasan antara kedua elite partai adalah kesamaan sebagai partai Islam. Aboe mengatakan, pihaknya menyambut siapapun partai yang ingin bergabung dalam perjuangan rahmatan lil 'alamin.

Dia mengakui, perjalanan koalisi menuju 2024 masih sangat panjang. Namun PKS menegaskan terbuka kepada partai manapun yang bisa diajak kerja sama. “Penjajakan ini masih ada 2,5 tahun atau tiga tahun, sangat memungkinkan (poros Islam),” tutur Aboe di DPP PKS, Jakarta, Rabu (14/4).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement