Ahad 18 Apr 2021 11:57 WIB

KSP Sebut Tol Laut Ampuh Tekan Disparitas Harga Komoditas

Hingga tahun ini, jumlah pelabuhan singgah tol laut meningkat menjadi 103 titik.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Tol Laut. ilustrasi
Tol Laut. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menyampaikan bahwa tol laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak periode pertama kepimpinannya cukup ampuh menekan disparitas harga komoditas. Harga sejumlah komoditas yang dulu cukup tinggi di wilayah timur Indonesia kini mulai turun.

Hanya saja, KSP masih punya sejumlah catatan agar program ini lebih optimal dan berdampak jangka panjang. "Terutama bagi Pemerintah Daerah di wilayah Indonesia Timur. Sehingga lalu lintas barang tidak hanya mengalir dari Barat ke Timur, tapi juga sebaliknya," ujar Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Kantor Staf Presiden (KSP) Helson Siagian dalam siaran pers, Ahad (18/4). 

Baca Juga

KSP, ujar Helson, terus mengawal implementasi tol Laut termasuk melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam meningkatkan daya saing produk. Tujuannya, agar lalu lintas barang dari barat ke timur dan sebaliknya menjadi lebih berimbang. 

Helson menyampaikan, sejak awal keberadaan tol laut bertujuan untuk memperlancar pergerakan logistik dari barat ke timur dan sebaliknya. Sehingga biaya logistik lebih rendah dan harga produk pun bisa ditekan. 

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Antoni Arif Priadi menambahkan, pelaksanaan program Tol Laut telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak mulai diimplementasikan pada tahun 2016. Hingga tahun ini, jumlah pelabuhan singgah tol laut meningkat menjadi 103 titik dari 31 titik pada tahun 2016. 

Begitu juga jumlah armada kapal meningkat dari 6 kapal pada tahun 2016 menjadi 30 kapal pada tahun 2021, dan jumlah trayek meningkat dari 6 trayek pada tahun 2016 menjadi 30 trayek pada tahun 2021.

"Peningkatan operasionalisasi tol laut ini berhasil mengurangi fluktuasi harga dan menurunkan disparitas harga berbagai komoditas, khususnya di Kawasan Timur Indonesia," kata Antoni.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan I Gusti Ketut Astawa mengungkapkan bahwa penurunan harga pada kuartal pertama 2021 mencapai 40,5 persen untuk komoditas tertentu.

Sebagai contoh, harga besi baja konstruksi 16 mm di Kabupaten Halmahera Selatan yang diangkut melalui tol laut sebesar Rp 119.000 per kg. Angka ini jauh lebih rendah dibanding apabila tidak melalui tol laut, yakni mencapai Rp 200.000 per kg.

Komoditas lain yang mengalami perubahan harga signifikan diantaranya harga daging ayam ras di Kabupaten Buru Selatan, turun dari Rp 60.000 per kg menjadi Rp 45.000 per kg. Sementara harga bawang putih di Kabupaten Fakfak turun dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp 30.000 per kg. Harga kedelai di Kabupaten Muna turun dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 9.600 per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement