Senin 19 Apr 2021 22:39 WIB

Tiap Hari Satpol PP Solo Amankan Puluhan Gelandangan

Kepala Satpol PP Solo menyebut POGT meningkat pesat selama Ramadhan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sat Pol PP razia anak jalanan, gelandangan dan pengemis (ilustrasi). Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo setiap hari mengamankan puluhan pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT) selama bulan Ramadhan ini. Pembagian takjil dan bingkisan diklaim menjadi daya tarik PGOT mendatangi Kota Solo.
Foto: dok. Sat Pol PP Purwakarta
Sat Pol PP razia anak jalanan, gelandangan dan pengemis (ilustrasi). Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo setiap hari mengamankan puluhan pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT) selama bulan Ramadhan ini. Pembagian takjil dan bingkisan diklaim menjadi daya tarik PGOT mendatangi Kota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo setiap hari mengamankan puluhan pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT) selama bulan Ramadhan ini. Pembagian takjil dan bingkisan diklaim menjadi daya tarik PGOT mendatangi Kota Solo.

Kepala Satpol PP Kota Solo, Arif Darmawan, mengatakan, pembagian takjil secara langsung kepada masyarakat menjadi masalah karena terjadi pengumpulan massa. Hal itu juga membuat orang termasuk PGOT datang ke Solo.

"PGOT ini meningkat tajam. Kami lakukan razia, kemudian kami pulangkan," kata Arif kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (19/4).

Satpol PP melakukan patroli PGOT setiap malam. Lokasi-lokasi patroli mencakup seluruh kawasan tertib, seperti Jalan Adi Sucipto, Jl Dr Moewardi, Jl Slamet Riyadi, Jl Jenderal Sudirman, Jl Ir Sutami, Jl Kolonel Sutarto, serta di taman-taman kota.

"Rata-rata setiap hari 20 sampai 30 orang, berbeda orang. Tiap malam kami amankan kemudian kami pulangkan," imbuhnya.

Di samping itu, Satpol PP juga melakukan antisipasi memasuki 10 hari kedua Ramadhan. Dia menyebut memang ada rombongan dari luar kota masuk ke Solo. Antisipasi tersebut antara lain mengimbau kepada rumah-rumah indekos agar tidak menampung para pemburu sedekah.

"Kemarin juga kami sampaikan ke Kemenag supaya itu masuk ke lembaga-lembaga yang resmi saja. Karena itu lebih tepat sasaran, tidak ke orang yang mencari-cari sedekah," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement