Hikmah di Balik Larangan Maksiat Lisan Selama Berpuasa

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah

Selasa 20 Apr 2021 09:00 WIB

Muslim yang berpuasa dituntut lebih menjaga lisannya. Ilustrasi ghibah Foto: io9.com Muslim yang berpuasa dituntut lebih menjaga lisannya. Ilustrasi ghibah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan diperintahkan meninggalkan semua perkataan kotor dan keji serta perkataan yang membawa kepada kefasikan atau kejahatan. Termasuk di dalamnya adalah ghibah (bergunjing), namimah (mengadu domba), dusta, dan kebohongan. 

Hal tersebut dijelaskan Ustaz Ahmad Zarkasih Lc dalam Buku Saku Ramadhan terbitan Rumah Fiqih Publishing. 

Baca Juga

Ustadz Zarkasih menerangkan, meski perkataan kotor dan keji yang membawa kefasikan serta kejahatan tidak sampai membatalkan puasanya, namun pahalanya hilang di sisi Allah SWT. Sedangkan perbuatan itu sendiri hukumnya haram, baik dilakukan dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan.

عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ "‏ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ ‏"‏  

Dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia untuk meninggalkan makan minumnya (puasa)." (HR Bukhari, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: إذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ شَاتَمَهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ،

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu melakukan rafats dan khashb pada saat berpuasa. Bila seseorang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata, 'Aku sedang puasa'." (HR Bukhari dan Muslim)

Ustadz Zarkasih menjelaskan, menurut para ulama, mengatakan 'aku sedang puasa' lebih tepat bila dilakukan saat sedang puasa Ramadhan yang hukumnya wajib. Tetapi bila saat itu sedang puasa sunah, maka tidak perlu mengatakan 'aku sedang puasa' agar tidak menjadi riya. Saat puasa sunah, cukup menahan diri dan mengatakannya dalam hati.