Siapakah yang Pertama Kali Berpuasa Ramadhan?

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah

Selasa 20 Apr 2021 09:21 WIB

Puasa Ramadhan merupakan syariat umat terdahulu. Ilustrasi puasa Foto: Republika/Mardiah Puasa Ramadhan merupakan syariat umat terdahulu. Ilustrasi puasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Syariat puasa diperintahkan kepada umat-umat sebelumnya. Hal ini sesuai dengam Alquran surat Al Baqarah ayat 183. 

كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ "Sebagaimana telah diwajibkan kepada umat sebelummu."

Baca Juga

Ustadz Ahmad Sarwat Lc A di alam keterangan Alquran atau pun hadits nabawi, ada beberapa keterangan tentang ritual puasa pada nabi-nabi terdahulu atau agama-agama samawi sebelumnya. 

Umat terdahulu yang pertama puasa Ramadhan adala umatnya Nabi Nuh. "Yang pertama kali berpuasa di bulan Ramadhan adalah nabi Nuh AS," kata Ustadz Ahmad Sarwat dalam bukunya Sejarah Puasa.

Ustadz Ahmad Sarwat mengatakan puasa Ramadan yang di jalan umat Nabi Nuh itu setelah keluar dari bahtera dalam perjalanan panjang banjir bandang. 

Bahtera Nabi Nuh berlayar selama 150 hari di lautan tanpa batas sampai air banjir reda bersama umat yang beriman di dalamnya."Puasanya itu dikerjakan ketika dia keluar dari bahteranya," katanya.

Kisah banjir Nabi Nuh diabadikan Allah SWT dalam Alquran surah Nuh (71) ayat 25-28. Kisah itu menceritakan bagaimana sebuah banjir besar pernah terjadi dan dialami Nabi Nuh AS bersama kaumnya. Banjir besar tersebut terjadi karena kedurhakaan mereka kepada Nabi Nuh AS dan tidak mau beriman kepada Allah SWT. Dalam surat Nuh ayat 25-28, Allah SWT berfirman:

مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا "Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah." (QS Nuh 25). 

 وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا “Dan Nuh berkata, "Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (QS Nuh 26).

إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا "Sesungguhnya, jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur." (QS Nuh 27).

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan." (QS Nuh 28)  

Mujahid berkata bahwa telah tegas pertanyaan dari Allah SWT bahwa setiap umat telah ditetapkan untuk berpuasa Ramadhan, dan sebelum masa Nabi Nuh sudah ada umat manusia yang juga berpuasa.