Rabu 28 Apr 2021 11:51 WIB

Pfizer Bersiap Luncurkan Obat Oral Covid-19 pada Akhir Tahun

Pfizer tengah mengembangkan anti-virus oral dan anti-virus yang dapat disuntikkan.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Pfizer. CEO Pfizer Albert Boula mengatakan obat oral untuk infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) mungkin dapat tersedia pada akhir tahun ini.
Foto: EPA
Pfizer. CEO Pfizer Albert Boula mengatakan obat oral untuk infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) mungkin dapat tersedia pada akhir tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- CEO Pfizer Albert Boula mengatakan, obat oral untuk infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) mungkin dapat tersedia pada akhir tahun ini. Ia menyebut, perusahaan saat ini memiliki perawatan antivirus dalam pengembangan dan optimistis tentan prospek kemajuan mereka. 

“Jika semua berjalan baik dan kami menerapkan kecepatan yang sama, serta regulator melakukan hal yang sama, saya berharap itu tersedia pada akhir tahun ini,” ujar Boula, dilansir The Independent, Rabu (28/4). 

Baca Juga

Pfizer tengah mengembangkan antivirus oral dan antivirus yang dapat disuntikkan. Golongan obat ini dikenal sebagai protease inhibitor, digunakan secara luas dalam pengobatan HIV/AIDS dan hepatitis C.

Perusahaan farmasi Amerika tersebut bekerja dengan mencegah replikasi protein yang diperlukan untuk produksi partikel virus yang menular. Hal itu juga harus membuatnya efektif melawan varian virus yang telah muncul, serta mutasi di masa depan.

Uji coba tahap awal obat oral oleh Pfizer dimulai pada Maret. Bourla mengatakan bahwa ada perhatian khusus yang diberikan pada pengobatan itu karena, tidak seperti suntikan, pasien tidak perlu berada di lingkungan rumah sakit.

“Anda bisa mendapatkannya (obat) di rumah dan itu bisa mengubah permainan,” kata Bourla.

Saat ini, satu-satunya obat antivirus yang disetujui penggunaannya di Amerika Serikat (AS) untuk mengobati Covid-19 adalah remdesivir yang diproduksi Gilead Sciences.  Penggunaan darurat obat diberikan oleh Food and Drug Administration(FDA) pada Mei 2020, dengan persetujuan penuh menyusul pada Oktober.

Remdesivir, awalnya dikembangkan untuk mengobati ebola, diberikan kepada pasien melalui infus, dan harus diberikan di rumah sakit. Studi lain menunjukkan obat ini mempersingkat waktu pemulihan dari virus, yang digunakan untuk merawat mantan presiden AS Donald Trump ketika pistif Covid-19 pada Oktober 2020. 

Meski demikian, uji coba acak berikutnya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa Remdesivir memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada kasus Covid-19 yang parah. Pfizer memproduksi salah satu dari tiga vaksin yang saat ini tersedia di AS, dikembangkan bersama dengan BioNTech.

Otorisasi darurat untuk penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer diberikan oleh FDA pada Desember 2020 dan sejak saat itu 122,7 juta dosis telah diberikan.

Sekitar 48,5 juta orang Amerika sekarang telah divaksinasi penuh dengan vaksin Pfizer, larutan dua dosis dengan jeda tiga minggu antara suntikan. Hampir 26 juta orang di negara itu telah menerima satu dosis hingga saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement