Sabtu 01 May 2021 22:30 WIB

Analis: Bitcoin Lebih ke Komoditas, Kalau Ether Mata Uang

Bitcoin berjuang mempertahankan harga di atas US$53.000 beberapa hari ini

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Analis: Bitcoin Lebih ke Komoditas, Kalau Ether Mata Uang (Foto: Reuters/Dado Ruvic)
Analis: Bitcoin Lebih ke Komoditas, Kalau Ether Mata Uang (Foto: Reuters/Dado Ruvic)

Bitcoin telah berjuang mempertahankan harga di atas 53 ribu dolar AS selama 3 hari terakhir. Di sisi lain, harga Ether justru melonjak ke level tertinggi baru, 2.800 dolar AS.

Melansir Cointelegraph, Jumat (30/4/2021), harga Ether mendapat dampak positif rencana Bank Investasi Eropa (EIB) merilis penjualan obligasi digital menggunakan jaringan Ethereum. EIB menerbitkan obligasi digital senilai 100 juta euro, dengan kesepakatan yang dipimpin oleh Goldman Sachs, Santander, dan Societe Generale.

Dalam sepekan terakhir, JPMorgan menerbitkan hasil penelitian yang menyatakan, "Ether tampaknya akan terus mengungguli Bitcoin karena peningkatan likuiditas dan peningkatan aktivitas di jaringan."

Baca Juga: Widih, Youtuber Ini Beli Mobil Lamborghini Pakai Bitcoin, Pertama Kali di Asia!

Baca Juga: Jadi Korban Hacker, Jaringan Cryptocurrency Ini Rugi Ratusan Juta Dolar

Menurut Analis Pendapatan Tetap, Joshua Younger, Bitcoin lebih mengarah ke komoditas kripto daripada mata uang sehingga bersaing dengan emas sebagai penyimpan nilai.

"Sementara itu, Ether merupakan tulang punggung cryptocurrency karena berfungsi sebagai media pertukaran," lanjutnya.

Berdasarkan analisis Cointelegraph terhadap rasio pengguna di bursa OKEx, Ether long begitu mendominasi sepanjang 2021--mencapai titik puncak 130% lebih besar dari short.

Di sisi lain, trader Bitcoin umumnya lebih sederhana. Namun, pembalikan tren pasar pada 29 April datang karena rasio BTC long 45% lebih tinggi dari short.

Pedagang Ether hanya memiliki long bersih 6%, menandakan kurangnya kepercayaan terhadap reli baru-baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement