Ahad 02 May 2021 16:36 WIB

Saham BUMN Diperkirakan Mulai Pulih di Kuartal II 2021

Sepanjang kuartal I 2021, kapitalisasi 20 emiten BUMN mengalami penurunan 1,3 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (30/4). Sepanjang kuartal I 2021, kapitalisasi 20 emiten BUMN mengalami penurunan 1,3 persen
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (30/4). Sepanjang kuartal I 2021, kapitalisasi 20 emiten BUMN mengalami penurunan 1,3 persen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih mengalami tekanan pada kuartal I 2021. Hal tersebut tecermin dari kinerja IDX BUMN20 yang berada di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

"Sepanjang kuartal I 2021, kapitalisasi 20 emiten BUMN mengalami penurunan 1,3 persen atau turun sebesar Rp22 triliun. Sementara kapitalisasi pasar saham secara keseluruhan di kuartal turun masih tumbuh tipis sebesar 0,5 persen," kata Kepala Riset Praus Kapital, Alfred Nainggolan, Ahad (2/5).

Baca Juga

Dari total 20 emiten BUMN, hanya beberapa emiten saja yang mengalami pertumbuhan antara lain PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang tumbuh tiga persen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tumbuh enam persen, serta PT Timah Tbk (TINS) tumbuh sembilan persen.

Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS ) yaitu sebesar 41 persen lalu diikuti saham PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang naik 16 persen. Sementara, koreksi terbesar di sumbang emiten BUMN sektor farmasi, Semen dan Infrastruktur.

Pada kuartal II 2021, Alfred memperkirakan saham BUMN secara umum akan mengalami perbaikan seiring dengan ekspektasi pemulihan pasar secara keseluruhan. Di kuartal II, Alfred memperkirakan saham-saham BUMN di sektor Logam seperti ANTM, TINS dan KRAS masih akan melanjutkan kenaikannya. 

"Selain itu Bank BUMN juga akan mengalami pemulihan seiring dengan hasil positif dari kinerja di kuartal I 2021," tutur Alfred.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memperkirakan, secara teknikal saham BUMN masih cenderung tertekan pada kuartal II 2021. Namun tekanan tersebut sudah relatif terbatas dan berpeluang untuk berbalik menguat. 

"Penguatan saham-saham BUMN ini, akan dipengaruhi katalis dari Sovereign Wealth Fund (SWF) dan pembangunan infrastruktur yang kembali berlanjut setelah sebelumnya berhenti karena Covid-19," kata Herditya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement