Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Bagaimana Menggunakan Teknologi Untuk Meningkatkan Ibadah

Gaya Hidup | Tuesday, 04 May 2021, 10:06 WIB

Ramadhan memasuki sepuluh hari terakhir. Bagaimana pencapaian ibadah saat Ramadan? Apakah sudah maksimal atau baru sekadarnya? Padahal bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan. Di bulan ini, apabila mengerjakan ibadah Sunnah, kita akan mendapat pahala setara pahala ibadah wajib di bulan lainnya. Lalu, apabila mengerjakan ibadah wajib, kita akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Ramadhan merupakan bulan yang tepat untuk mengumpulkan pahala. Ibaratnya sedang promo pahala, sebaiknya kita banyak-banyak mengambil promo itu. Bagaimana cara agar mendapatkan promo yang banyak? Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi.

1. Lebih mudah merencanakan ibadah.

Yang sangat terasa adalah aplikasi pengingat ibadah. Misalnya sahur, bayar zakat, shalat, dan lainnya. Jika dulu belum ada smartphone, agak repot bangun untuk sahur. Biasanya mengandalkan pengingat manual; beduk atau suara pengurus musola/masjid. Atau beduk keliling yang membangunkan warga. Kalau sedang tidak ada, saat susah bangun, bisa kelewat sahur.

Kalau dulu mungkin beberapa kali kita mengalami kelewat sahur. Tapi, kalau sekarang, siapa yang pernah kelewat sahur? Saya rasa sudah jarang ya. Kebiasaan saya memasang beberapa alarm, nggak cukup satu alarm sahur. Alhamdulillah, belum pernah terlewat sahur.

2. Semakin Mudah Mengakses Materi Agama

Bulan Ramadhan ini memang waktu sedang giat-giatnya belajar agama. Begitu antusias menambah pengetahuan tentang agama. Seperti pengalaman saya berikut ini.

"Shalat tarawih itu ngerjainnya dua rakaat salam atau empat rakaat salam sih?"

Tak mau asal menjawab, saya searching dulu di internet. Pada akhirnya, saya menjawab,

"Yang kuat dua rakaat salam. Kalau bisa ya kerjakan dengan formasi dua rakaat salam, kemudian witirnya 3 salam,"

Lalu pernah juga saya mencari kiat agar khatam Al Quran selama bulan Ramadhan. Hasilnya, ada rumus untuk membacanya.

Jika ingin satu kali khatam, maka harus dapat 1 juz per hari. 1 juz ada 10 lembar. Maka rincian targetnya baca 2 halaman setelah shalat wajib.

Lain waktu, saya searching apa hukumnya shalat dengan masih memakai masker. Ya, saat ini kita masih dilanda pandemi. Saat ke masjid,kita pun berhati-hati dengan memakai masker. Boleh atau tidak ya?

3. Memudahkan Membayar Zakat

Selain puasa, ibadah yang juga wajib dilakukan pada bulan Ramadhan adalah membayar zakat fitrah. Mau bayar zakat tapi khawatir dengan penyebaran Covid-19? Sedang melakukan jaga jarak? Nggak masalah. Kita bisa melakukan dari rumah saja secara online.

Ya, tinggal pilih lembaganya, cari nomor rekening zakatnya, transfer deh. Setelah itu, konfirmasi juga lewat narahubung yang biasanya juga tersedia di flyer atau poster lembaga tersebut.

Bagaimana keafdhalan zakat online? Apakah afdhal? Kan biasanya ada ijab kabul saat zakat?

Kalau saya, nggak harus ijab kabul langsung. Yang penting niat. Niatnya zakat, Insya Allah lunas kewajiban bayar zakat, walaupun tanpa bertatap muka dengan amil zakat juga ijab kabulnya.

4. Sumber inspirasi menu berbuka dan sahur

Bingung nyiapin menu? Ada baiknya cari inspirasi lewat internet menu apa yang bisa disajikan baik saat berbuka atau sahur. Kalau sehari dua hari mungkin kita masih punya rencana menu apa saja yang hendak disajikan. Tapi kalau sudah berhari-hari, bisa bingung juga.

Pas banget ini dengan istri saya yang sempat bingung mau masak apa lagi.

"Mau masak apalagi ya, Mas?"

"Searching aja, Bun. Internet kan banyak informasi. Mau nyari apa aja ada,"

Tidak beberapa lama, istri saya bilang, mau bikin tempe dan tahu bacem. Sudah lama nggak masak menu ini. Biasanya di kampung sering masak ini. Jadi kangen suasana kampung. Akhirnya istri masak bacem.

5. Mudah berdakwah dengan video

Saban hari, di grup sekolah dikirimi video tausiyah. Masya Allah, isinya luar biasa. Pengisinya ketua yayasan kami, Ustadz A'la Rotbi. Beliau memang kalau tausyiah mengena di hati. Makin bertambah pengetahuan dan keimanan. Makin merasa dekat dengan Allah.

Tak mau hanya sendirian yang mendapatkan ilmu itu, saya pun menyebarkannya lewat media sosial. Mudah-mudahan ada yang menyimaknya. Baik di grup maupun di status WhatsApp. Masak iya dari ratusan kontak dan anggota grup nggak ada satu aja yang kecantol menyimak? Berharap ada yang menyimaknya. Dengan begitu, saya bisa mendapatkan pahala juga. Apalagi jika dia melakukan apa yang dianjurkan di video itu. Saya bisa mendapatkan pahala ibadah itu tanpa mengurangi pahala orang yang melakukannya.

Wah, begitu mudah ya berdakwah. Ya, berdakwah itu luas maknanya. Nggak cuma ceramah di musola atau masjid. Bisa dengan dakwah secara virtual. Dakwah itu kan artinya mengajak. Caranya tentu bisa bermacam-macam. Nah, salah satunya lewat video.

Nggak harus menunggu dikirimi video, lho. Kita bisa juga mencari sendiri di Yutub. Lalu share link-nya. Atau, share beberapa isi ceramah di video itu. Siapa tau ada yang membacanya. Nah, mudah kan berdakwah? Gampang kan dapat pahala?

Teknologi merupakan alat. Bisa bermanfaat, bisa juga merusak. Tergantung orang yang menggunakannya. Ayo manfaatkan teknologi untuk melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan kebaikan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image