Kamis 06 May 2021 01:46 WIB

Apakah Indonesia Sudah Masuki Fase Pemulihan Ekonomi?

Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2021 masih berada pada zona negatif

Red: Elba Damhuri
Warga menyeberang di zebra cross di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Foto: ANTARA FOTO
Warga menyeberang di zebra cross di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tetap optimistis perekonomian nasional berada pada laju perbaikan, meski pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2021 masih berada pada zona negatif yaitu minus 0,74 persen.

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp2.703 triliun, mendekati kuartal pertama 2020.

“Pemulihan ekonomi kita berada pada tren menuju positif, dengan kurva V,” ujar Menteri Airlangga dalam konferensi pers, Rabu.

Menurut dia, semua indikator ekonomi menunjukkan arah perbaikan meski masih ada beberapa sektor yang masih minus.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga kuartal ini membaik meski masih berkontraksi sebesar 2,23 persen. Angka ini lebih baik dibanding kuartal keempat tahun lalu yang berkontraksi 3,61 persen.

Kontraksi konsumsi rumah tangga paling dalam terjadi pada kuartal kedua 2020 sebesar 5,52 persen, kemudian membaik pada kuartal berikutnya menjadi 4,05 persen.

Produsen menyambut peningkatan konsumsi ini dengan produksi dan investasi yang cukup meningkat sehingga Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya terkontraksi sebesar 0,23 persen lebih baik daripada triwulan sebelumnya yang terkontraksi dalam sebesar 6,15 persen.

Sedangkan ekspor malah menunjukkan pertumbuhan positif cukup tinggi sebesar 6,74 persen, naik dibanding kuartal lalu yang berkontraksi sebesar 7,21 persen.

Kontraksi ekspor paling dalam terjadi pada kuartal kedua 2020 sebesar 12,02 persen kemudian kuartal berikutnya berkontraksi 11,66 persen.

Impor juga sudah masuk pada zona positif, tumbuh 5,27 persen pada kuartal ini, padahal pada kuartal empat tahun lalu masih berada pada zona negatif sebesar 13,52 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement