Kamis 06 May 2021 08:22 WIB

Blitar Siap Kawal Stok Cabai Nasional

Potensi luas panen cabai rawit di Blitar mencapai kurang lebih delapan ribu hektare

Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, senantiasa menginstruksikan jajarannya untuk menjaga kestabilan pasokan pertanian, salah satunya komoditas cabai.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, senantiasa menginstruksikan jajarannya untuk menjaga kestabilan pasokan pertanian, salah satunya komoditas cabai.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, senantiasa menginstruksikan jajarannya untuk menjaga kestabilan pasokan pertanian, salah satunya komoditas cabai. Wilayah sentra penghasil harus senantiasa dikawal sepanjang segala musim. Kabupaten Blitar, sentra cabai rawit terbesar nasional sejauh ini selalu digadang mampu amankan stok cabai nasional sepanjang tahun.

Potensi luas panen cabai rawit di Blitar mencapai kurang lebih delapan ribu hektare per tahun. Seluas enam ribu hektare merupakan lahan tadah hujan di dataran tinggi wilayah Blitar Selatan. Luasan dua ribu hektare sisanya terletak pada lahan dataran rendah wilayah Blitar utara. Musim tanam keduanya berbeda sehingga panennya pun tidak bersamaan.

Baca Juga

Wilayah Blitar Selatan menjadi andalan kabupaten Blitar namun belum dapat diatur pola tanamnya. Pertanamannya serentak saat musim hujan saja. Rata-rata pada bulan Oktober-Desember dan lama masa panennya pun tergantung dengan kondisi hujan. Luasan enam ribu hektare tersebut terbagi dalam tiga kecamatan yakni Wates, Binangung dan Panggung rejo. Produksinya mampu mencapai 250 ton per hari pada saat panen raya. Sebanyak 80 persennya disuplai ke Jabodetabek.

Sarwi Riyanto, champion cabai Indonesia yang juga sebagai Anggota DPRD Kabupaten Blitar saat ditemui di wilayahnya menyampaikan bahwa potensi pertanaman cabai rawit di Kabupaten Blitar sangatlah cukup untuk mengamankan stok nasional.

"Dengan luasan enam ribu hektare cabai rawit di Blitar selatan ini  sudah cukup untuk  mengamankan stok bahkan kami berharap bisa menjadi pengendali harga cabai rawit  nasional," ujarnya seperti dalam siaran pers, Kamis (6/5).

Pria yang akrab dipanggil Awi itu juga mengatakan bahwa pihaknya dalam berbagai kesempatan selalu  menyampaikan saran kepada petani atau pelaku usaha cabai rawit di daerah lain agar jangan menanam cabai di bulan Oktober-Desember untuk menghindari jatuhnya harga.

Namun demikian Sarwi masih menyayangkan karena pertanaman cabai di wilayah tersebut hanya satu kali musim yakni saat hujan. Awi sangat berharap ada dukungan dari Kementan berupa sarana pipanisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement