Kamis 06 May 2021 10:50 WIB

TV Iran Siarkan Video Propaganda Peledakan Gedung Capitol AS

Video menunjukkan formasi IRGC dan rudal diluncurkan dari tempat yang dirahasiakan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh situs resmi Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) (Sepahnews) menunjukkan, kepala Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami (kanan) menyaksikan peluncuran rudal selama latihan militer di lokasi yang tidak diketahui, Iran tengah, Jumat (15/1/2021).
Foto: EPA-EFE/SEPAHNEWS
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh situs resmi Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) (Sepahnews) menunjukkan, kepala Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami (kanan) menyaksikan peluncuran rudal selama latihan militer di lokasi yang tidak diketahui, Iran tengah, Jumat (15/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- TV pemerintah Iran menayangkan video propaganda yang menunjukkan rudal yang meledakkan gedung Capitol Amerika Serikat (AS). Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dilaporkan menyiarkan video itu pada akhir pekan ini.

IRGC menayangkan video propaganda ini sebelum Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dijadwalkan memberikan pidato di televisi. Klip berdurasi 11 detik tersebut menampilkan pasukan IRGC bersenjata berbaris dalam formasi. Sebuah rudal diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan dan diikuti oleh adegan-adegan di Capitol AS yang meledak dalam kobaran api. Video itu kemudian menunjukkan ulama Iran berjalan menuju Yerusalem.

Baca Juga

Analis di Tony Blair Institute, Kasra Aarabi, mengidentifikasi musik latar klip tersebut sebagai lagu nasionalis Iran dengan lirik yang menggambarkan Capitol sebagai istana penindasan. "Dihancurkan oleh IRGC Alavi (Imam Ali), dan kabar baik tentang pembebasan Quds (Yerusalem) datang dari Iran," ujarnya dikutip dari Arab News.

Pemutaran video itu bertepatan dengan pembicaraan nuklir yang saat ini sedang berlangsung antara Iran dan AS di Wina. Laporan menunjukkan bahwa pada saat video ditayangkan, musuh politik semakin mendekati kesepakatan untuk melanjutkan kesepakatan nuklir 2015, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang sebelumnya ditinggalkan oleh AS dalam masa kepemimpinan Donald Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement