Kamis 06 May 2021 15:14 WIB

Aplikasi Agribisnis PT Telkom Targetkan 35 Titik Pertanian

Kolaborasi ekosistem ini sebenarnya memberi banyak kepastian kepada pelaku usaha

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Hingga saat ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) masih mengupayakan percepatan pemulihan layanan di wilayah Jayapura yang mengalami gangguan pada Jumat malam (30/4).  Menyusul pascaputusnya sistem komunikasi kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak - Jayapura di dasar laut, 280 km dari Biak dan 360 km dari Jayapura.
Foto: istimewa
Hingga saat ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) masih mengupayakan percepatan pemulihan layanan di wilayah Jayapura yang mengalami gangguan pada Jumat malam (30/4). Menyusul pascaputusnya sistem komunikasi kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak - Jayapura di dasar laut, 280 km dari Biak dan 360 km dari Jayapura.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Agree, aplikasi agregator agribisnis besutan Digital Next Business (DXB) PT Telkom, menargetkan perluasan hingga 35 titik sentra pertanian se-Indonesia hingga pertengahan 2021 ini. 

Menurut CEO & Product Manager Agree, Baskara Widhi, pihaknya baru saja memperoleh sambutan baik dari Bupati Ciamis Herdiat Sunarya setelah mengaktifkan layanan tersebut dalam FGD "Sinergi Program BUMN Mendukung Inklusi Keuangan bagi Petani Milenial" di Aula Setda Kabupaten Ciamis, Rabu (5/5) sore. 

"Sebelumnya kami sudah ke sini tahun 2020 lalu tapi kolaborasi belum terjalin. Sekarang, setelah acara ini, Agree dari Telkom fokus di digitalisasi, Bank Mandiri dari sisi pembiayaan, pupuknya dari PT Pupuk Indonesia, dan hasil panen nanti akan dijual ke Mitra Desa Pamarican, anak usaha dari BUMN PT Mitra BUMDes Nusantara,” ujar Baskara dalam keterangan persnya, Kamis (6/5). 

Agree memiliki fitur aplikasi Android andalan layanan Agree Partner guna memantau proses pertanian dari hulu ke hilir. Yakni, Agree Modal terkait pengajuan permodalan ke Bank, hingga Agree Market guna memfasilitasi penjualan pertanian.  

Baskara Widhi mengatakan, pihaknya memiliki keunggulan dari startup agribisnis yang cenderung hanya bermain di sisi hulu (pendanaan) atau hilir (marketplace). Pihaknya pun, bermain di bagian tengah-tengah yakni penyedia platform ekosistem kemitraan agrobisnis, sehingga potensial diserap pasar lebih luas. 

"Saat ini, layanan kami ada di 30 sentra pertanian Indonesia yakni di Sumatera Utara, Jabar, Jateng, dan Jatim. Kami dalam waktu dekat akan perluas ke Garut untuk komoditas cabe, Malang untuk kopi, dan Tange Aceh juga untuk kopi," paparnya.

Agree, kata dia, sudah memiliki lebih dari 15.000 pendaftar dengan pengguna aktif di kisaran mendekati 1.000 mitra petani. Umumnya, mereka menggunakan aplikasi guna memantau proses agribisnis, seperti pendaftaran kemitraan, pencatatan aktivitas budidaya, pengajuan modal, dan transaksi ke offtaker/pembeli grosir. 

"Aplikasi juga bisa memantau proses pembiayaan dan transaksi para pelaku agrisbisnis. Data ini yang kemudian bisa dimanfaatkan dengan sinergi BUMN seperti oleh Bank Mandiri. Semuanya terekam di sistem, sehingga memudahkan pengambilan keputusan," paparnya. 

Ke depannya, kata dia, pihaknya akan menerapkan sistem berbagi hasil per transaksi maupun biaya berlangganan kepada offtaker. Saat ini, fokusnya adalah memperkenalkan aplikasi di tengah belum semua petani/peternak/pekebun merubah pola aktivitasnya. 

"Kolaborasi ekosistem ini sebenarnya memberi banyak kepastian kepada pelaku usaha dibandingkan pola konvensional yang ditekan oleh tengkulak. Tinggal kami biasakan mereka agar terbiasa merubah kebiasaan dengan bekerja lebih cerdas dan terhubung ekosistem," katanya.

Sementara menurut Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, petani di Kabupaten Ciamis juga banyak yang telah merasakan manfaatnya dari inklusi keuangan itu.

Hal tersebut, kata dia, memudahkan dalam hal transaksi. Baik secara tunai maupun non-tunai. "Itu pun pastinya sudah pernah dilakukan oleh para petani di Kabupaten Ciamis,” katanya.

Di masa pandemi ini, kata Herdiat, pertanian menjadi bidang yang dilirik. Ini dibuktikan dengan data 2020, sektor pertanian merupakan satu-satunya lapangan usaha yang tumbuh positif.

"Pada saat PDB nasional terkontraksi 2,07 persen. Justru, sektor pertanian tumbuh malah 1,75 persen di sepanjang tahun lalu," kata Herdiat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement