Kamis 06 May 2021 16:45 WIB

Azimah: Deteksi Kecanduan Gawai Rutin, Penting 

Tindakan antisipatif dilakukan bila  muncul gejala yang mengarah perilaku kecanduan.

Red: Agus Yulianto
Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP)  mengelar berbagai kegaitan termasuk pembagian sembako yang diikuti oleh 150 keluarga pelajar dan warga sekitar diadakan secara bertahap sejak taggal 20 April sampai 6 Mei 2021.
Foto: Istimewa
Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) mengelar berbagai kegaitan termasuk pembagian sembako yang diikuti oleh 150 keluarga pelajar dan warga sekitar diadakan secara bertahap sejak taggal 20 April sampai 6 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini banyak orang tua yang sangat khawatir anaknya mengalami kecanduan gawai. Mengingat setahun terakhir anak-anak belajar dari rumah secara daring akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat anak menjadi sangat intensif menggunakan gawai ketimbang sebelum pembelajaran secara daring. 

Namun, sebenarnya kecanduan gawai ini bisa menimpa siapa saja, termasuk orang dewasa. Apalagi jika ternyata orang tua atau orang-orang dewasa di sekitar anak sangat intensif menggunakan gawai, maka anak pun umumnya akan lebih besar kemungkinan kecanduan gawai akibat meniru perilaku orang tuanya.

Untuk itu, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/5), Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) pada Ramadhan 1442 kali ini membuat deteksi kecanduan gawai kepada keluarga pelajar. Kegiatan deteksi kecanduan gawai ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan MTP Peduli Pelajar Ramadhan tahun ini, selain ceramah agama, dan pembagian sembako pada keluarga pelajar terdampak Covid-19 yang didukung oleh DKM Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Dompet Dhuafa dan Yayasan Pundi Amal dan Peduli Kasih SCTV-Indosiar. 

Kegiatan ceramah agama bertema “Kiat Mengajak Anak Menyukai Amalan Akhirat” diikuti oleh 50 orang peserta dengan protokol kesehatan yang ketat, diadakan di Masjid Raya Palapa Baitus Salam pada 20/4/2021. Sementara itu pembagian sembako diikuti oleh 150 keluarga pelajar dan warga sekitar diadakan secara bertahap sejak taggal 20 April sampai 6 Mei 2021. Sedangkan deteksi kecanduan gawai diikuti oleh 84 orang responden dari beragam usia mulai dari 8 tahun hingga 56 tahun.

Terkait kegiatan deteksi kecanduan gawai kali ini, gambaran rentang umur responden pada tiga kelompok usia teratas adalah direntang usia 14-17 tahun yaitu sebanyak 35 persen atau 29 orang, diikuti oleh responden berusia direntang 44-49 tahun sebanyak 26 persen atau 22 orang, kemudian responden dengan rentang usia 30-39 tahun sebanyak 21 persen atau 18 orang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement