Ahad 09 May 2021 05:54 WIB

Bipang Ambawang di Pidato Jokowi, Salah Ketik atau Sengaja?

Istana harus mengklarifikasi pidato Presiden untuk meredam kegaduhan.

Red: Joko Sadewo
Daging babi  (ilustrasi)
Foto: Photos.com
Daging babi (ilustrasi)

Oleh : Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika (@kartaraharjaucu)

REPUBLIKA.CO.ID, Dunia perbabian sedang naik daun. Setelah heboh hoaks babi ngepet di Depok, akhir April 2021, kini rakyat Indonesia kembali dibuat kaget karena masalah kuliner Nusantara, Bipang Ambawang dari Kalimantan. Bipang Ambawang langsung menjadi topik paling banyak dibicarakan di berbagai media sosial. Semuanya berawal dari pidato Presiden Jokowi soal larangan mudik Lebaran. Dalam pidato tersebut Presiden menyebutkan sejumlah kuliner yang bisa dipesan secara online untuk warga yang tidak mudik tetapi rindu makanan khas daerah.

Dari deretan kuliner khas daerah, Presiden asal Solo itu menyebut Bipang Ambawang dari Kalimantan yang merujuk pada Babi Panggang Ambawang. Pernyataan Jokowi ini pun langsung disambar warganet yang meminta klarifikasi lantaran Babi Panggang adalah makanan haram untuk umat Islam, sehingga tak layak direkomendasikan Presiden ketika membicarakan Hari Lebaran.

Pro dan kontra tentu saja langsung muncul. Namun, untuk menyamakan persepsi dari tiap kata dalam kalimat yang digunakan Presiden, mari kita simak potongan pidatonya yang beredar luas di media sosial:

"Bapak Ibu dan saudara-saudara sekalian, sebentar lagi Lebaran, dalam suasana pandemi ini Pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama. Untuk bapak ibu dan saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesan secara online. Yang rindu makan Gudeg Yogya, Bandeng Semarang, Siomay Bandung, Empek-Empek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan..."

Warganet menyoroti momen Presiden Jokowi menyebutkan "Bipang Ambawang dari Kalimantan". Dari kalimat itu kuat dugaan kuliner yang dimaksud Presiden adalah Babi Panggang Ambawang dari Kalimantan. Dugaan itu diperkuat setelah ajakan Presiden disambut akun penjual Bipang Ambawang. Akun Instagram @bipangambawang mengunggah video RI tersebut.

"Sebuah kebanggaan kami dapat disebut oleh Bapak Presiden @jokowi dalam pidato tadi malam di Kompas TV. Seperti yang disebutkan, bipang ambawang menerima pengiriman ke luar kota di seluruh Indonesia. Untuk pemesanan dapat menghubungi via WA kami: 0811-568-2323," demikian keterangan dalam akun tersebut.

Kegaduhan dari pernyataan kontroversi Presiden pun langsung coba diredam Kementerian Perdagangan selaku pemilik video itu. "Berkaitan dengan pernyataan mengenai Bipang Ambawang, kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan. Pernyataan Bapak Presiden ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan membeli produk lokal," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melalui keterangan video yang diunggah di Jakarta, Sabtu (8/5)

Namun Kemendag, kata Luthfi, selaku penanggungjawab acara Hari Bangga Buatan Indonesia meminta maaf jika pernyataan Presiden menyebabkan kesalahpahaman di tengah masyarakat. "Kami memastikan tidak ada maksud apa pun dari pernyataan Bapak Presiden, kami meminta maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar Mendag.

Okelah, Kemendag secara ksatria mengakui ada kesalahpahaman. Namun, perlu dicatat dalam kasus isi pidato Jokowi yang heboh tersebut, ada tim komunikasi Presiden yang.....

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَمِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مَنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُّؤَدِّهٖٓ اِلَيْكَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِدِيْنَارٍ لَّا يُؤَدِّهٖٓ اِلَيْكَ اِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَاۤىِٕمًا ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْا لَيْسَ عَلَيْنَا فِى الْاُمِّيّٖنَ سَبِيْلٌۚ وَيَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Dan di antara Ahli Kitab ada yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu. Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu disebabkan mereka berkata, “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang buta huruf.” Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.

(QS. Ali 'Imran ayat 75)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement