Selasa 11 May 2021 17:27 WIB

Kisah Ibnu Ghaziyah Cium Perut Rasulullah dalam Perang Badar

Ibnu Ghaziyah sangat ingin mencium tubuh Rasulullah SAW

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Ghaziyah sangat ingin mencium tubuh Rasulullah SAW. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Ibnu Ghaziyah sangat ingin mencium tubuh Rasulullah SAW. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perang Badar merupakan penaklukan besar pertama Nabi Muhammad ﷺ setelah hijrahnya dari Makkah ke Madinah. Dalam perang ini terdapat sepenggal kisah antara Rasulullah ﷺ dengan sahabat, Ibnu Ghaziyah. 

Dikutip dari laman Islamweb pada Selasa (11/5), dari ibn Ishaq dari Hibban ibn Wasi ibn Hibban ibn Wasi bahwa menjelang keberangkatan menuju Badar, Rasulullah ﷺ  memeriksa barisan pasukan sambil memegang anak panah sebagai alat untuk merapikan barisan. 

Baca Juga

Ketika melewati Sawad ibnu Ghaziyah, Rasul melihat tubuhnya tidak dalam barisan sehingga beliau menyabetnya dengan anak panah agar masuk dalam barisan. Beliau bersabda, "Luruskan barisanmu, hai Sawad ibnu Ghaziyah!" 

Sawad berujar, "Wahai Rasulullah, engkau menyakitiku, padahal Allah mengutusmu membawa kebenaran". 

Mendengar ujarannya, Rasulullah ﷺ langsung membuka pakaian yang menutupi perut beliau lalu bersabda, "Lakukanlah apa yang baru saja aku lakukan!" 

Namun tiba-tiba Sawad memeluk dan mencium perut Rasulullah. Tentu saja beliau kaget, lalu bersabda, "Mengapa kau lakukan itu? 

Sawad menjawab, "Wahai Rasulullah, perang sudah di depan mata. Tidak ada jaminan bahwa aku akan selamat. Aku ingin di akhir hidupku ini kulitku bersentuhan dengan kulitmu." Maka Rasulullah ﷺ mendoakan kebaikan untuknya.  

Sumber: islamweb 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement