Rabu 12 May 2021 12:03 WIB

Haruskah Bangunin Sahur Pakai Toa Masjid?

Zaskia Mecca yang mengomentari panggilan sahur menimbulkan polemik di masyarakat.

Red: Karta Raharja Ucu
Aktris Zaskia Adya Mecca mengomentari cara membangunkan sahur lewat pengeras suara masjid.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Aktris Zaskia Adya Mecca mengomentari cara membangunkan sahur lewat pengeras suara masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, Unggahan aktris Zaskia Adya Mecca di tengah Ramadhan lalu tentang cara membangunkan orang sahur di Instagram menjadi viral dan memicu kontroversi. Pemeran tokoh Sarah dalam sinetron Kiamat Sudah Dekat ini mengatakan, membangunkan dengan cara berteriak-teriak seperti itu sangat mengganggu dan tidak etis.

Publik lantas terbelah menjadi dua. Ada yang mendukung pendapat Zaskia, tetapi tak sedikit pula yang nyinyir. Kubu pendukung merasa gembira karena akhirnya ada tokoh publik yang menyuarakan isu ini.

Rupanya selama ini cukup banyak orang yang gelisah dengan metode panggilan sahur tersebut. Sebaliknya, kubu yang nyinyir menganggap bahwa Zaskia lebay karena hal tersebut adalah hal lumrah di Indonesia.

Polemik ini sampai-sampai membuat Kementerian Agama turun tangan. Kemenag menegaskan pengeras suara masjid bukan untuk membangunkan orang sahur. PP Muhammadiyah juga mengusulkan agar pengeras suara masjid hanya dipakai untuk azan dan iqamah.

Masalah "penyalahgunaan" pengeras suara masjid sebenarnya bukan hal baru dan tidak terjadi pada bulan puasa saja. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla beberapa tahun lalu pernah mengimbau agar pengeras suara di masjid tidak disetel terlalu bising supaya tidak mengganggu orang di sekitar masjid.

Pernyataan JK--sapaan akrab Jusuf Kalla--saat itu berkaitan dengan peristiwa persekusi yang terjadi di Medan, Sumatra Utara. Seorang non-Muslim bernama Meiliana dituduh menista agama Islam hanya karena bertanya kepada tetangganya tentang volume pengeras suara masjid yang menurutnya lebih bising dari sebelumnya.

Dari perspektif komunikasi, teriakan "Sahur, Sahur, Sahur!" yang berasal dari pengeras suara masjid merupakan sebuah simbol yang kemudian dimaknai sebagai cara untuk mengingatkan umat Muslim bahwa waktu sahur telah tiba. Tujuannya tentu

saja baik supaya kita tidak terlambat menyantap makanan.

Komunikasi sendiri diartikan sebagai sebuah proses penyampaian makna dari komunikator ke komunikan melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama. Tanda atau simbol tersebut disampaikan oleh komunikator melalui medium tertentu kepada penerima dengan tujuan agar tercapai kesepahaman bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement