Kamis 13 May 2021 13:01 WIB

Masjid di Surabaya Patuhi Protokol Kesehatan

Demi menjaga protokol kesehatan jamaah masjid dibatasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Umat Islam melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/5/2021). Pelaksanaan shalat Idul Fitri yang diikuti ribuan umat Islam itu digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Umat Islam melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/5/2021). Pelaksanaan shalat Idul Fitri yang diikuti ribuan umat Islam itu digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya keliling masjid untuk memantau kegiatan takbiran dan persiapan Sholat Idul Fitri 1442 Hijriah, Rabu (12/5) malam. Eri ingin memastikan masjid-masjid yang menyelenggarakan takbiran dan Sholat Id tetap mematuhi protokol kesehatan.

Di antara masjid yang dikunjungi adalah Masjid Roudhotul Musyawaroh Kemayoran, Masjid Ampel, Masjid Rahmat Kembang Kuning, Masjid Al-Falah, dan Masjid Al-Akbar. Eri ingin memastikan masjid-masjid tersebut dijaga Linmas dan Satpol PP, yang akan mengingatkan ketika ada Prokes yang dilanggar.

“Ada teman Linmas dan Satpol PP serta jajaran dari Forkopimda yang ada di masing-masing masjid. Mereka nanti akan membantu apabila masjidnya sudah penuh, bisa ditutup pintu gerbangnya. Sehingga tidak ada luberan hingga ke jalan-jalan,” kata Eri.

Petugas yang berjaga juga akan memberi pengertian kepada masyarakat, bahwa demi menjaga protokol kesehatan jamaah masjid dibatasi. Masyarakat dipastikan akan diberi pengertian secara humanis dan diajak untuk bersama-sama menjaga Surabaya supaya tidak ada lonjakan lagi kasus Covid-19.

“Mereka nanti akan diberitahu secara humanis, karena jangan sampai Surabaya semakin bertambah lagi kasus Covid-19,” ujarnya.

Eri pun bersyukur karena beberapa masjid yang ditinjau telah menerapkan protokol kesehatan. Salah satu contohnya shaf-shafnya sudah diberikan tanda, sehingga jamaahnya tidak lebih dari 50 persen.

“Makanya, nanti saya juga berharap ada banyak mushola dan banyak titik untuk melakukan Sholat Id-nya. Bahkan, di masing-masing RT juga bisa digunakan musholanya untuk Sholat Id, sehingga tidak terpusat di satu titik saja,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement