Jumat 14 May 2021 17:31 WIB

Keluasan Ilmu dan Kekuasaan Allah: Tafsir Ayat Kursi

Ayat Kursi ini dianggap sebagai ayat yang memiliki keutamaan khusus.

Red: Ani Nursalikah
Keluasan Ilmu dan Kekuasaan Allah: Tafsir Ayat Kursi
Foto:

Hikmah ayat ini selain untuk memperkuat keimanan seseorang terhadap Allah swt, juga melemahkan kesombongan manusia terhadap ilmu dan kekuasaan yang mereka miliki. Tidak sedikit manusia yang merasa bahwa ilmu yang mereka miliki adalah segala-galanya, dan tidak sedikit pula yang merasa bahwa kekuasaan yang mereka miliki dapat menentukan segala-galanya.

Ayat ini jelas, menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas, dengan ilmu yang terbatas, dan kekuasaan yang terbatas. Lantas apa lagi yang bisa menjadi alasan bagi manusia untuk tidak tunduk kepada Sang Pencipta-Nya?

Pelajaran lain yang dapat diambil dari ‘ayat kursi’ sebagai sebuah ayat yang istimewa adalah pemahaman kita terhadap ayat ini. Di dalam pelbagai keterangan, selain ayat kursi banyak pula ayat-ayat lain yang dianggap istimewa dan karena itu sering digunakan ketika berdoa.

Salah satunya adalah surat al-Fatihah yang menjadi surat pembuka dan bahkan disebut dengan ummul kitab yang mereka semua inti ajaran al-Quran. Di samping itu, terdapat doa-doa yang para nabi yang digambarkan al-Quran dianggap sebagai ayat yang istimewa.

Lantas, sejauh manakah kita dapat melihat sebuah ayat al-Quran istimewa dibanding yang lainnya. Bolehkah kita membandingkan bahwa sebuah kelompok ayat al-Quran lebih istimewa dari kelompok ayat yang lain?

Dapatkah kita mengatakan bahwa ayat-ayat dalam surat al-Fatihah lebih istimewa dari ayat kursi dan atau sebaliknya? Bagaimana cara kita mengistimewakan ayat-ayat yang dianggap memiliki keutamaan? Tentu saja, kaum beriman memiliki kewajiban untuk membaca, mempelajari dan memahami ayat-ayat al-Quran tidak terbatas pada ayat-ayat khusus.

Tidak pula mereka mengekspresikan sikap istimewanya dengan membacanya secara khusus berulang-ulang. Meresapi kedalaman makna ayat-ayat itulah yang diperlukan, yang membangun kesadaran tauhid, dan kesadaran keilmuan di kalangan kaum beriman.

-----

Tafsir  Tahliliy  ini  disusun  oleh  Majelis  Tarjih  dan  Tajdid  Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Dr. Hilman Latief, M.A

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 9-10 Tahun 2019

 

Link artikel asli

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement