Tradisi Suka Cita Warga Arab Saudi Rayakan Idul Fitri (1)

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah

Kamis 13 May 2021 19:06 WIB

Warga Arab Saudi merayakan Idul Fitri dengan tradisi dan kuliner khas. Festival Idul Fitri di Riyadh, Arab Saudi. Foto: Arabnews Warga Arab Saudi merayakan Idul Fitri dengan tradisi dan kuliner khas. Festival Idul Fitri di Riyadh, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Perayaan Idul Fitri di Arab Saudi telah berubah tahun ini. Saat tahun lalu terbatas karena pandemi Covid-19, tahun ini warga Arab Saudi lebih tenang dan bersemangat. Setelah sebulan berpuasa, banyak orang yang bersiap menyambut Idul Fitri dengan sholat  Subuh bersama tetangga dan sarapan bersama keluarga.

Salah satu tradisi yang kembali hadir adalah pesta hijazi yang penuh dengan hidangan tradisional manis dan gurih seperti ta’ateemah, dibyaza, ma’asoup, dan roti fatoot. Biasanya semua hidangan itu disiapkan dan disajikan nenek untuk memastikan seluruh keluarga berkumpul di hari pertama.

Baca Juga

Salah seorang ibu, Hanen Fahad yang berusia 40-an mengatakan sholat  Idul Fitri adalah momen pertemuan pertama dan menyapa orang-orang yang tinggal di sekitar rumah. “Salah satu hal yang sangat saya kagumi adalah menyiapkan beberapa hadiah untuk anak-anak saya dan untuk dibagikan kepada anak-anak lain di masjid setelah sholat  Idul Fitri,” kata Fahad, dilansir Arab News, Kamis (13/5).

Fahad menambahkan ada banyak kesenangan dan perasaan spiritual yang tak bisa diwakilkan oleh kata-kata di hari pertama lebaran. Saat seluruh keluarga berkumpul, banyak kegiatan dimulai. Para saudara yang lebih tua mulai membagikan uang lebaran kepada anak-anak dan bertukar hadiah.

Kemudian pada sorenya, kota menjadi tenang. Warga Jeddah atau Jeddawi menikmati Idul Fitri dengan mengisi ulang energi. Biasanya pada malam hari, mereka mengadakan pesta kedua dengan menikmati makan malam barbekyu di rumah.

Dari barat ke selatan

Sementara itu, di bagian selatan Arab Saudi tepatnya di wilayah Jazan, orang-orang mulai mempersiapkan Idul Fitri dua pekan sebelumnya. Seorang ibu asal Jazan, Nahla Zameem mengatakan para wanita suka merayakan Idul Fitri dengan cara tradisional menggunakan bunga melati, pewarna henna, dan mengenakan jalabiya. Ini sebagai bentuk mengekspresikan kebahagiaan, keindahan, dan keanggunan.

Bunga melati dijadikan mahkota dan dililitkan di rambut. Bahkan ada yang memilih kalung melati berukuran besar hingga panjang satu meter. Para wanita di wilayah ini juga memesan janji temu dengan seniman henna untuk menghias lengan dan kaki mereka dengan tato temporer dengan pola yang berbeda. Henna terkenal di dunia Muslim dan merupakan pewarna coklat kemerahan yang terbuat dari bubuk daun semak tropis dan digunakan untuk mewarnai rambut dan menghiasi tubuh.

“Sekitar pukul 08.00 pagi setiap Idul Fitri, semua pria di lingkungan itu mulai berkumpul di rumah ayah saya di mana besar diadakan yang terdiri dari deretan makanan populer. Semua disajikan dan bisa mencapai beberapa meter,” kata Zameem.

Salah satu hidangan Jazani tradisional paling penting untuk sarapan Idul Fitri adalah ikan asin. “Kami menyiapkan ikan asin hampir sebulan sebelumnya. Selama Idul Fitri, kami menggorengnya untuk sarapan,” ujar dia.

Kembang api dan tarian cerita rakyat pun menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri di Jazan. Beberapa tarian yang terkenal adalah Jazani Ardha atau orang Jazani menyebutnya zlaf.

Sumber: arabnews