Jumat 14 May 2021 16:54 WIB

Muslim Mosul Sholat Id di Masjid yang Hancur Akibat Perang

Masjid Al-Masfi Mosul diketahui berasal dari periode Umayyah di abad ke-7.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Mosul Sholat Id di Masjid yang Hancur Akibat Perang. Masjid Agung Al Nuri di Kota Tua Mosul, Irak. Masjid tersebut dihancurkan ISIS yang tak rela melihat masjid dikuasai pasukan Irak.
Foto: AP/Felipe Dana
Muslim Mosul Sholat Id di Masjid yang Hancur Akibat Perang. Masjid Agung Al Nuri di Kota Tua Mosul, Irak. Masjid tersebut dihancurkan ISIS yang tak rela melihat masjid dikuasai pasukan Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Saat fajar menyingsing di Mosul pada Kamis (13/5), jamaah bersujud di antara tumpukan puing sementara shalat Idul Fitri berlangsung. Sholat Idul Fitri berlangsung di Masjid Al-Masfi di Mosul, masjid tertua di kota itu, yang hancur akibat perang yang pernah berkecamuk.

Sholat Idul Fitri di Masjid Al-Masfi Mosul digelar untuk pertama kalinya sejak ISIS diusir dari daerah tersebut pada 2017. Dilansir di Arab News, Jumat (14/5), sekelompok pria masuk dengan diam-diam dan duduk untuk mendengarkan khutbah di masjid tersebut.

Baca Juga

Masjid Al-Masfi Mosul diketahui berasal dari periode Umayyah di abad ke-7 dan sebagian besar masih berupa reruntuhan saat ini setelah pertempuran sengit di Kota Tua Mosul. “Pesannya jelas. Masjid Al-Masfi adalah episentrum Islam dan simbol daerah tersebut. Tidak hanya islami, tapi juga simbol kota,” kata seorang akademisi lokal usai melaksanakan Sholat Id, Ahmed Najem.

Sebagian masjid dihancurkan selama pendudukan brutal oleh ISIS, yang memproklamasikan Mosul sebagai ibu kota kekhalifahannya sendiri, dan kampanye serangan udara yang intens untuk membebaskan kota dari para militan. Seperti banyak peninggalan dan bangunan keagamaan lainnya di Kota Tua, bangunan ini dibiarkan rusak, dengan dinding yang runtuh dan gundukan puing.

Para pegiat lokal mengatakan ini karena dana publik yang tidak mencukupi yang dialokasikan untuk rekonstruksi di provinsi Nineveh utara Irak. “Kami perlu mempercepat rekonstruksi,” kata Najem.

Relawan dari kelompok lokal yang berkampanye untuk renovasi Kota Tua menyapu lantai dan meletakkan permadani menjelang sholat Idul Fitri, hari libur yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan.

“Kami senang Idul Fitri dan perayaan lainnya, tapi ada juga yang patah hati karena kerusakan besar di Mosul hingga saat ini,” kata salah satu relawan Ayyub Dhanun.

Kelompok relawan bermunculan di Mosul sejak pembebasannya, dengan banyak yang mengkampanyekan dana untuk membangun kembali warisan arsitektur dan identitas kota. Mereka telah menyelenggarakan acara di masjid, gereja, dan baru-baru ini Mosul's Spring Theater untuk membersihkan dan merapikan bangunan yang rusak sebaik mungkin. Aktivitas itu dilakukan meski seringkali tanpa dukungan finansial atau lainnya.

“Ini undangan untuk membangun kembali monumen ini dan memberi kompensasi kepada warga Mosul dengan membangun kembali rumah mereka di Mosul lama,” kata Dhanun seusai sholat di Masjid Al-Masfi.

https://www.arabnews.com/node/1858441/middle-east

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement