Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Candra Listi

Menumbuhkan Minat Pelajar Siswa SD di Masa Pandemi Covid-19

Eduaksi | Thursday, 20 May 2021, 15:32 WIB
Pada masa ini Indonesia sedang dihadapkan oleh pandemi covid-19. Dimana pandemi ini banyak menimbulkan dampak yang dirasakan oleh berbagai kalangan salah satunya yaitu dampak yang dirasakan oleh pelajar. Dampak tersebut yang timbulkan dari pandemi ini yang dirasakan secara langsung oleh pelajar yaitu berupa pembatasan tatap muka yang dilakukan disekolah dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan ketidak efektifan dalam proses pembelajaran di Indonesia. Sehingga banyak sekali keluhan yang dirasakan orang tua siswa, yang mengeluh oleh adanya kebijakan baru yang dibuat dari menteri pendidikan untuk tetap berjalannya pendidikan yang dilakukan dirumah agar membatasi interaksi secara langsung. Dalam pembelajaran ini memaksa pelajar kususnya siswa yang berada dibangku Sekolah Dasar (SD) untuk mengikuti kegiatan pembelajaran via online dengan menggunakan handphone atau laptop untuk menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. Pada level pendidikan dasar secara teknis proses pembelajaran jarak jauh juga banyak mengalami kendala. Peserta didik dari keluarga yang tidak memiliki akses internet atau bahkan tidak memiliki handphone akan ketinggalan pembelajaran ketika tugas belajar disampaikan melalui aplikasi WhatsApp, dalam hal ini pihak sekolah memberikan kebijaksanaan, misalnya dengan memberikan tugas dalam bentuk kertas kerja. Selain itu dampak lain dirasakan oleh peserta didik dari belajar dirumah adalah beban yang dirasakan pelajar sangat banyak, karena materi-materi yang semula diterangkan oleh guru sekarang mau tidak mau dipelajari dengan sendiri kemudia kuota yang dikeluarkan juga banyak karena setiap harinya menggunakan handphone untuk proses pembelajaran maka beban yang dirasakan orang tua juga lebih berat. Lama kelamaan rutinitas tersebut yang dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar menjadi membosankan karena hanya dihadapkan dengan handphone dan setiap harinya melalukan kegiatan dirumah saja. Sehingga minat belajar menjadi sangat menurun dan juga kebanyakan dari orang tua tidak bisa sepenuhnya memantau anaknya untuk pelajar karena disibukan dengan bekerja. Oleh karena itu banyak anak yang prestasimya menurun.Melihat kondisi permasalahan yang terjadi seperti ini, saya Candra Listi Rahmani mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Purworejo. Pada kesempatan kali ini saya mendapatkan kesempatan untuk memberikan bimbingan belajar (Bimbel) gratis kepada siswa SD yang ada di sekitar tempat tinggal saya di Desa Sucen Jurutengah. Siswa yang mengikuti bimbel ini dari berbagai sekolah dasar yang berada di desa Sucen Jurutengah yaitu siswa dari SD 2 Sucen Jurutengah dan MI N Sucen Jurutengah. Bimbel ini saya mulai pada tanggal 5 Maret 2021 yaitu saya jadwalkan pada hari jumat dan minggu dimulai pada pukul 15.00-16.30.Pembelajaran yang saya buat ini berawal dari tugas yang diberikan oleh bapak atau ibu guru siswa SD dan membantu mengerjakan buku tema dari siswa tersebut. Untuk mengatasi bosan dalam berlangsungnya bimbel yaitu sebelum acara dimulai saya menyelipkan menyanyi bersama atau memperlihatkan video anak-anak yang mengedukasi. Bimbel ini masih berlangsung hingga sekarang, karena banyak anak yang semangat belajar dengan adanya bimbel yang saya buat. Karena anak itu akan menyukai sesuatu bila anak itu nyaman, di sini saya belajar mengajar anak-anak dengan tulus ikhlas tanpa meminta imbalan apapun dan juga tidak membeda-bedakan antara anak satu dengan yang lain.Pada bimbel yang saya buat bertujuan agar siswa SD tidak bosan dan semakin meningkatkan belajarnya walaupun terkendala oleh jaringan yang di lakukan secara daring (dalam jaringan). Karena dimasa-masa anak SD ini masih senang-senangnya bermain dengan teman sebaya. Saran saya yaitu sebagai orang tua kita harus pandai-pandai member metode pembelajaran kepada anak supaya tidak bosan dan tetap bersemangat belajar karena siswa tersebut nantinya akan menjadi generasi bangsa juga maka pendidikan sangat penting diterapkan kepada anak.

Pada masa ini Indonesia sedang dihadapkan oleh pandemi covid-19. Dimana pandemi ini banyak menimbulkan dampak yang dirasakan oleh berbagai kalangan salah satunya yaitu dampak yang dirasakan oleh pelajar. Dampak tersebut yang timbulkan dari pandemi ini yang dirasakan secara langsung oleh pelajar yaitu berupa pembatasan tatap muka yang dilakukan disekolah dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan ketidak efektifan dalam proses pembelajaran di Indonesia. Sehingga banyak sekali keluhan yang dirasakan orang tua siswa, yang mengeluh oleh adanya kebijakan baru yang dibuat dari menteri pendidikan untuk tetap berjalannya pendidikan yang dilakukan dirumah agar membatasi interaksi secara langsung.

Dalam pembelajaran ini memaksa pelajar kususnya siswa yang berada dibangku Sekolah Dasar (SD) untuk mengikuti kegiatan pembelajaran via online dengan menggunakan handphone atau laptop untuk menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. Pada level pendidikan dasar secara teknis proses pembelajaran jarak jauh juga banyak mengalami kendala. Peserta didik dari keluarga yang tidak memiliki akses internet atau bahkan tidak memiliki handphone akan ketinggalan pembelajaran ketika tugas belajar disampaikan melalui aplikasi WhatsApp, dalam hal ini pihak sekolah memberikan kebijaksanaan, misalnya dengan memberikan tugas dalam bentuk kertas kerja. Selain itu dampak lain dirasakan oleh peserta didik dari belajar dirumah adalah beban yang dirasakan pelajar sangat banyak, karena materi-materi yang semula diterangkan oleh guru sekarang mau tidak mau dipelajari dengan sendiri kemudia kuota yang dikeluarkan juga banyak karena setiap harinya menggunakan handphone untuk proses pembelajaran maka beban yang dirasakan orang tua juga lebih berat. Lama kelamaan rutinitas tersebut yang dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar menjadi membosankan karena hanya dihadapkan dengan handphone dan setiap harinya melalukan kegiatan dirumah saja. Sehingga minat belajar menjadi sangat menurun dan juga kebanyakan dari orang tua tidak bisa sepenuhnya memantau anaknya untuk pelajar karena disibukan dengan bekerja. Oleh karena itu banyak anak yang prestasimya menurun.

Melihat kondisi permasalahan yang terjadi seperti ini, saya Candra Listi Rahmani mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Purworejo. Pada kesempatan kali ini saya mendapatkan kesempatan untuk memberikan bimbingan belajar (Bimbel) gratis kepada siswa SD yang ada di sekitar tempat tinggal saya di Desa Sucen Jurutengah. Siswa yang mengikuti bimbel ini dari berbagai sekolah dasar yang berada di desa Sucen Jurutengah yaitu siswa dari SD 2 Sucen Jurutengah dan MI N Sucen Jurutengah. Bimbel ini saya mulai pada tanggal 5 Maret 2021 yaitu saya jadwalkan pada hari jumat dan minggu dimulai pada pukul 15.00-16.30.

Pembelajaran yang saya buat ini berawal dari tugas yang diberikan oleh bapak atau ibu guru siswa SD dan membantu mengerjakan buku tema dari siswa tersebut. Untuk mengatasi bosan dalam berlangsungnya bimbel yaitu sebelum acara dimulai saya menyelipkan menyanyi bersama atau memperlihatkan video anak-anak yang mengedukasi. Bimbel ini masih berlangsung hingga sekarang, karena banyak anak yang semangat belajar dengan adanya bimbel yang saya buat. Karena anak itu akan menyukai sesuatu bila anak itu nyaman, di sini saya belajar mengajar anak-anak dengan tulus ikhlas tanpa meminta imbalan apapun dan juga tidak membeda-bedakan antara anak satu dengan yang lain.

Pada bimbel yang saya buat bertujuan agar siswa SD tidak bosan dan semakin meningkatkan belajarnya walaupun terkendala oleh jaringan yang di lakukan secara daring (dalam jaringan). Karena dimasa-masa anak SD ini masih senang-senangnya bermain dengan teman sebaya. Saran saya yaitu sebagai orang tua kita harus pandai-pandai member metode pembelajaran kepada anak supaya tidak bosan dan tetap bersemangat belajar karena siswa tersebut nantinya akan menjadi generasi bangsa juga maka pendidikan sangat penting diterapkan kepada anak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image