Ahad 30 May 2021 12:50 WIB

Ketika Pelatih Top Ramai-Ramai Tinggalkan Klub

Penyebab paling utama adalah situasi ekstrem akibat pandemi Covid-19.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Antonio Conte.
Foto: AP/Luca Bruno
Antonio Conte.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Antonio Conte meninggalkan Inter Milan setelah memenangkan Serie A. Di saat yang sama, Zinedine Zidane juga meninggalkan Real Madrid, sementara Mauricio Pochettino diisukan bakal meninggalkan Paris Saint-Germain demi kembali ke Tottenham Hotspur. Ditambah lagi, memenangkan gelar Ligue 1 Prancis tak bisa membuat Christophe Galtier bertahan di Lille.

Juventus dilaporkan memecat Andrea Pirlo, dan Massimiliano Allegri diprediksi jadi penggantinya. Di sisi lain, Hansi Flick meninggalkan Bayern Muenchen meski telah memberikan banyak gelar, sehingga menimbulkan efek domino di Jerman. Karena itu, hengkangnya pelatih-pelatih top ini di akhir musim 2020/21 ini jadi fenomena tersendiri. Dikutip dari BBC, Sabtu (29/5), ada beberapa faktor yang menyebabkan kepergian pelatih top dari klub mereka, bahkan ketika telah memberikan trofi bergengsi.

Penyebab paling utama adalah situasi ekstrem akibat pandemi Covid-19. Sebab situasi ini menghantam kondisi finansial hampir semua klub top Eropa. Berdasarkan laporan grup layanan bisnis KPMG, 32 klub top Eropa mengalami kerugian 5,27 miliar poundsterling atau lebih dari Rp 100 triliun sejak Februari 2020.

Di Jerman, kepergian Flick dari Muenchen, menimbulkan sejumlah perubahan, termasuk Julian Nagelsmann yang menggantikannya. Jesse Marsch bergabung ke RB Leipzig. Hal serupa terjadi di Italia, Spanyol, Inggris dan Prancis. Jurnalis sepak bola Jerman, Raphael Honigstein, menjelaskan kalau hengkangnya sejumlah pelatih ini secara umum karena faktor finansial di internal klub.

''Kita tidak pernah melihat pelatih besar hengkang dari jumlah ini. Flick pergi setelah ketidaksepakatan terkait transfer dan latar belakang Covid-19, Bayern tidak memiliki uang sebanyak yang diinginkan Flick, dan itu dimana perdebatan dimulai,'' jelas Honigstein.

Runner-up La Liga, Real Madrid, yang berstatus klub terkaya di Eropa, pun tidak terlepas dari dampak pandemi. Zidane merasa tidak didukung penuh oleh petinggi klub, termasuk presiden Florentino Perez.

Kisah yang sama terjadi di Inter. Conte harus mengakhiri kontraknya setelah memberi gelar Serie A, yang sudah 11 tahun tak didapat Nerazzurri. Namun, krisis finansial membuat Inter ingin memotong gaji Conte sebesar 20 persen. Bukan itu saja, Inter minta Conte menjual beberapa pemain andalannya, untuk mendapatkan dana segar demi menyeimbangkan keuangan mereka.

''Conte ingin investasi dan menyodorkan permintaan. Tapi alih-alih membeli dua atau tiga pemain besar, mereka harus menjuara satu atau dua pemain topnya,'' kata jurnalis Italia, Gabriele Marcotti.

Meski demikian, tak semua manajer yang pergi semata-mata karena masalah finansial. Ada juga yang bosan dan menginginkan tantangan baru.

Galtier, pelatih Lille, dinilai jika bertahan di klub, kemungkinan memenangkan Ligue 1 lagi musim depan cukup kecil. Karena itu, ia merasa tak perlu bertahan, sementara ada peluang di tempat lain. Apalagi, banyak klub-klub top yang sedang berburu pelatih baru, sebut saja Real Madrid, Inter, hingga Tottenham Hotspur. Bahkan Lazio baru saja mengumumkan kalau Simone Inzaghi meninggalkan klub pekan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement