Selasa 01 Jun 2021 05:25 WIB

Vogue Scandinavia Punya Editor Muslim Berjilbab Pertama

Mohamed adalah sosok yang berfoto dengan tulisan di tangan “Hands off my hijab".

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Vogue Scandinavia Punya Editor Muslim Berjilbab Pertama. Rawdah Mohamed merupakan model Somalia-Norwegia yang memprotes usulan larangan berhijab di Prancis. Aksi itu menjadi viral setelah pengumuman bahwa Mohamed menjadi editor dari Vogue Scandinavia yang akan segera diluncurkan.
Foto: Vogue
Vogue Scandinavia Punya Editor Muslim Berjilbab Pertama. Rawdah Mohamed merupakan model Somalia-Norwegia yang memprotes usulan larangan berhijab di Prancis. Aksi itu menjadi viral setelah pengumuman bahwa Mohamed menjadi editor dari Vogue Scandinavia yang akan segera diluncurkan.

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Rawdah Mohamed merupakan model Somalia-Norwegia yang memprotes usulan larangan berhijab di Prancis. Aksi itu menjadi viral setelah pengumuman bahwa Mohamed menjadi editor dari Vogue Scandinavia yang akan segera diluncurkan.

Dia menjadi editor Muslim berjilbab pertama di sebuah majalah mode. “Vogue Scandinavia telah membawa persoalan keragaman ke langkah berikutnya yang berarti menciptakan lingkungan kerja di mana orang-orang dari latar belakang berbeda dihargai,” kata Mohamed dalam unggahan Instagram-nya.

Baca Juga

Mohamed merupakan sosok di balik kampanye yang menjadi tren di Twitter, Instagram, dan TikTok foto dengan tulisan di tangan “Hands off my hijab.” Dia menyerukan agar Muslimah berjilbab juga dapat berpartisipasi dalam percakapan, mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan, dan memiliki peran yang berpengaruh dalam mode.

Dalam unggahan Instagram yang mengumumkan peran barunya, dia menuliskan sebuah pesan. “Saya berharap bisa menjadi kekuatan budaya dengan banyak pembelajaran, tumbuh, dan menghadapi tantangan,” ujar dia.

Mohamed yang dikenal dengan gaya fashion jalanannya percaya bahwa pengangkatannya akan berdampak pada komunitasnya. “Ini memiliki dampak besar bagi umat Islam dan saya melihat ini sebagai pencapaian kolektif untuk lebih memahami dunia mode,” katanya.

Diversifikasi industri mode telah menjadi topik hangat sejak pembunuhan George Floyd tahun lalu. Dikutip The Guardian, Senin (31/5), majalah Vogue telah mempekerjakan orang etnis minoritas lainnya di posisi editorial tingkat atas.

Mohamed tidak melihat pengangkatannya terkait dengan kontroversi balapan yang baru-baru ini melanda Condé Nast, seperti perekrutan dan pengunduran diri Alexi McCammond di Teen Vogue awal tahun ini.

“Saya tidak menganggap diri saya sebagai koreksi untuk apa pun. Jika saya dapat membantu kemajuan industri secara keseluruhan dalam prosesnya, maka itu adalah tambahan yang luar biasa yang selalu saya dukung,” tambah dia.

Vogue Scandinavia akan meluncurkan edisi pertamanya di bulan Agustus dan akan menerbitkan edisi cetak enam kali setahun yang sebagian besar akan difokuskan secara digital.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Rawdah 🕊 (@rawdis)

https://www.theguardian.com/fashion/2021/may/27/model-hands-off-my-hijab-post-vogue-scandinavia-editor-rawdah-mohamed

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement