Rabu 02 Jun 2021 06:59 WIB

3 Hoaks Berbahaya Soal Vaksinasi Covid-19 dan Bantahannya

Pesan vaksinasi Covid-19 buat orang pendek umur tak hanya hoaks tapi kontroversial

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto: Republika
Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, Berita bohong atau hoaks seputar vaksin Covid-19 terus beredar ketika semakin banyak warga Indonesia yang telah divaksinasi. Berikut tiga hoaks terbaru yang dikumpulkan Kementerian Komunikasi dan Informatika:

1. Penerima vaksin hanya bertahan hidup dua tahun (Hoaks)

Muncul pesan melalui WhatsApp dari Mantan Ketua Saintis Vaksin Pfizer Mike Yeadon mengklaim orang hanya bertahan hidup dua tahun setelah disuntik vaksin Covid-19. 

Bantahan:

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menegaskan informasi itu adalah hoaks. Michael Yeadon meski pernah menjabat kepala ilmuwan di unit penelitian penemuan obat di Pfizer hingga 2011 banyak mengeluarkan pesan kontroversial.

2. Larangan minum kopi, wajib konsumsi minyak dan makan natto (Disinformasi)

Beredarnya unggahan berbahasa Thailand kiat-kiat untuk mencegah efek samping vaksinasi Covid-19. Kiat yang muncul dalam unggahan itu diantaranya tidak boleh minum kopic, wajib konsumsi minyak ikan serta makan satu cangkir natto (kacang Jepang) sebelum vaksinasi

Bantahan:

Kemenkominfo menggolongkannya sebagai disinformasi. Kemenkominfo merujuk pada pendapat spesialis penyakit menular di Universitas Chulalongkorn Thailand Thiravat Hemachudha yang menyatakan belum ada fakta ilmiah larangan minum kopi sebelum vaksin.

3. Vaksin Covid-19 mengandung magnet (hoaks)

Beredar video berisi uang koin pecahan Rp 1.000 yang menempel di lengan tempat bekas vaksin seorang pria. Video itu tersebar melalui media sosial.

Bantahan:

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan hoaks. Nadia menerangkan, logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembap biasanya disebabkan keringat. Ia mengklarifikasi tak ada efek magnet pada bekas suntikan vaksin.

sumber: BNPB/Kemenkominfo pengolah: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement