Rabu 02 Jun 2021 09:42 WIB

Adu Domba Muslihat Warnai Relasi Amerika Serikat-Islam?

Sejarah mencatat Amerika Serikat lakukan adu domba negara-negara Islam

Red: Nashih Nashrullah
Sejarah mencatat Amerika Serikat lakukan adu domba negara-negara Islam. Bendera Amerika Serikat
Foto: anbsoft.com
Sejarah mencatat Amerika Serikat lakukan adu domba negara-negara Islam. Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Hubungan Amerika dengan dunia Islam telah mengalami pasang surut dimulai sejak 1948 ketika Amerika Serikat dengan Presidennya, Harry S Truman, mengakui kemerdekaan Israel dan membenarkan Israel menduduki tanah Palestina. 

Rosaria Mita Amalia dalam Representasi Hubungan Amerika Serikat dan Islam Lewat Analisis Tekstual Terhadap Teks Pidato Presiden Barack Obama di Kairo, menuliskan hubungan-hubungan yang dinilai tidak berpihak terhadap Islam kembali terjadi pada 1966. 

Baca Juga

Ketika itu, Lyndon B Johnson menjual jet tempur pertama ke Israel untuk menyerang tanah Palestina. Atas perbuatan itu, pada 1967 Lyndon B Johnson mendapat serangan balik dari negara Islam, yaitu sepuluh Negara Timur Tengah melakukan embargo minyak ke Amerika Serikat yang membuat Amerika Serikat kesulitan bahan bakar.

Pada 11 Oktober 1973 di era pemerintahan Richard Nixon, Amerika kembali mengeluarkan kebijakan yang tidak berpihak terhadap Islam, yakni Amerika membantu Israel dalam perang Yom Kippur melawan Mesir, Irak, dan Suriah.

Atas kebijakan yang dikeluarkan Richard Nixon Pada 17 Oktober 1973, masih pada era kepemimpinan Richard Nixon, Timur Tengah kembali mengembargo minyak ke Amerika Serikat.

Setelah masa pemerintahan Richard Nixon yang dilanjutkan Jimmy Carter, Amerika Serikat kembali menunjukkan keangkuhannya dengan memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada 7 April 1980.

Dan yang paling parah, pada masa pemerintahan Jimmy Carter, Amerika Serikat mencoba mengadu domba negara-negara Islam, tepatnya pada 22 September 1980, Jimmy Carter membantu Irak menyerang Iran di mana perang ini berlangsung selama delapan tahun.

Pada 15 April 1980, Amerika di bawah ke pemimpinan Ronald Reagen mengebom Libya dan pada Agustus 1990 George H W Bush terlibat dalam konflik Irak dan Kuwait.

Amerika  membantu Kuwait karena serangan itu mengganggu pasokan minyak ke Amerika. Pada 16 Januari 1991, pasukan yang terdiri atas 32 negara yang dipimpin Amerika mengusir Irak dari Kuwait.

Selain itu, kebijakan Bush yang sering dikatakan diskriminatif terhadap orang atau dunia Islam, antara lain, tecermin dalam pengurusan visa, misalnya dengan mengeluarkan regulasi  pemberian visa melalui syarat-syarat yang khusus untuk negara-negara tertentu.

Terutama dari negara Muslim atau berpenduduk mayoritas Muslim, harus menunggu 20 hari untuk mendapatkan visa, apalagi buat Muslim berusia  18 hingga  40 tahun.

Padahal, normalnya untuk mengurus visa Amerika Serikat hanya 14 hari (2 pekan). Ada dugaan juga masalah nama yang Islami bisa menjadi kendala untuk masuk Amerika Serikat. Hal ini dialami oleh Mohamed Youcef Mami dan Said Mahrane yang berkewarganegaraan Prancis, tetapi namanya Islami. 

Kebijakan Bush tersebut adalah contoh kebijakan yang terjadi dalam negeri Amerika Serikat, sedangkan  kebijakan  Bush yang diskriminatif yang ditujukan ke luar negeri, misalnya, kebijakan yang berkaitan dengan konflik antara Israel dan Palestina.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement