Jumat 04 Jun 2021 13:18 WIB

MUI Tolak Sertifikasi Para Dai

Sertifikasi ini tidak jelas manfaat yang diterima penceramah dan dai sendiri.

Red: Hiru Muhammad
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (3/3). Sebanyak 500 orang yang terdiri atas ulama, pimpinan, dan pengurus MUI menjalani vaksinasi Covid-19 yang terbagi atas dua tahap. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (3/3). Sebanyak 500 orang yang terdiri atas ulama, pimpinan, dan pengurus MUI menjalani vaksinasi Covid-19 yang terbagi atas dua tahap. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR menyebut akan melakukan sertifikasi wawasan kebangsaan bagi para dai dan penceramah. Sertifikasi ini dilakukan dalam rangka penguatan moderasi beragama.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal  (Sekjen) MUI Dr Amirsyah Tambunan menolak rencana tersebut. Karena, menurut Amirsyah, sertifikasi ini tidak jelas manfaat yang diterima oleh penceramah dan dai yang akan disertifikasi.

Ia mengungkapkan, selama ini para dai dan penceramah yang berasal dari NU, Muhammadiyah, dan Al Wasliyah sudah memperoleh wawasan kebangsaan yang dilaksanakan MUI dengan dai bersertifikat dalam program penguatan kompetensi dai, termasuk wawasan kebangsaan.

Dalam raker tersebut, Menag akan menggandeng ormas Islam, seperti MUI, NU, dan Muhammadiyah dalam memberikan bimbingan kepada para dai dan penceramah. "MUI sudah melaksanakan dalam rangka penguatan kompetensi yang di dalamnya ada materi soal wawasan kebangsaan," katanya menegaskan. 

Diakui Amirsyah, pihaknya lebih mengutamakan peningkatan kompetensi, baik menyangkut substantif, yakni penguasaan materi maupun metodologi berdakwah, merupakan kensicayaan sesuai tuntutan zaman. 

Hal tersebut, menurut dia, juga telah sejalan dengan program yang telah dilaksanakan sejumlah organisasi kemasyarakatan dan MUI telah melaksanakan beberapa kali. Banyak pihak mempertanyakan konsekuensinya dari sertifikasi  penceramah atau dai ini. Apakah terkait hanya kepada dai atau juga menjangkau pastor, pendeta biksu, dan sebagainya. Karena, semuanya juga di bawah naungan Kementerian Agama dan berasal dari organisasi ke masyarakat agama serta lembaga dakwah yang cukup luas. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement