Senin 07 Jun 2021 10:33 WIB

Anggota DPRD Sayangkan Pesepeda di DKI Dianakemaskan

Anggota DPRD ini kerap melihat pesepeda road bike kerap bergerombol di jalanan.

Red: Bilal Ramadhan
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (6/6/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menambah jalur sepeda sepanjang 101 kilometer di Jakarta pada tahun 2021 yang bertujuan untuk memfasilitasi warga agar dapat bersepeda secara aman.
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (6/6/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menambah jalur sepeda sepanjang 101 kilometer di Jakarta pada tahun 2021 yang bertujuan untuk memfasilitasi warga agar dapat bersepeda secara aman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang menganakemaskan pengguna sepeda setelah munculnya penyataan Gubernur Anies Baswedan soal pesepeda yang lebih berisiko dibanding pengendara kendaraan bermotor sehingga harus diutamakan.

"Saya tidak setuju dengan pendapat yang dilontarkan oleh Pak Anies, yang mengenai pemotor diminta untuk lebih menghormati pesepeda yang melintas di jalan, menurut saya jika pesepeda mempunyai etika dan sopan santun dalam berkendara di jalan, tidak akan terjadi konflik dan opini negatif berkepanjangan seperti sekarang ini," kata Kenneth.

Menurut anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, Anies seharusnya juga bisa memperhatikan data, realita dan kemungkinan efek yang muncul di kemudian hari. "Janganlah terkesan menganakemaskan pesepeda. Banyak warga DKI yang masih menggunakan motor dan mobil, dan kendaraan yang mereka pakai membayar pajak setiap tahunnya untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah)," ujar dia.

Menurut dia, jika hanya untuk mengurangi kemacetan serta polusi udara di Jakarta, seharusnya bisa dilakukan dengan cara sosialisasi dan edukasi yang baik serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

"Kalau mau mengimbau masyarakat untuk naik sepeda, supaya mengurangi kemacetan dan polusi udara, tidak dengan cara feodal seperti ini, jangan ada diksi perbedaan 'road bike' atau non 'road bike', tidak juga semua masyarakat bisa membeli sepeda mahal. Dengan strategi seperti ini, terkesan Pak Anies memaksa dan tidak memberikan masyarakat pilihan yang lain," katanya.

Dia mengaku senang menggunakan sepeda saat waktu senggang hanya untuk berolahraga. Namun, ia tidak seperti oknum para pesepeda yang arogan di jalan dan tidak mematuhi aturan dan undang-undang yang berlaku.

"Saya juga sudah sering memperhatikan bahwa para pengguna sepeda 'road bike' dan non 'road bike' ini jika bersepeda di jalan sering bergerombol dengan cueknya, lalu apakah pantas dengan yang masih dalam kondisi pandemi bersepeda dengan bergerombol?," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement