REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil kapten timnas Inggris, Jordan Henderson, percaya jika penggemar terus mencemooh ketika pemain berlutut untuk melawan rasisme, maka ia menyoroti "masih ada masalah" untuk diperjuangkan. Kejuaraan Euro yang diatur ulang hanya beberapa hari lagi, tetapi reaksi negatif dari sejumlah kelompok terhadap sikap anti-rasisme telah mendominasi sebagian besar pertandingan.
Ejekan ditenggelamkan oleh tepuk tangan ketika para pemain berlutut, sebelum Inggris menghadapi Austria, Rabu pekan lalu, dalam pertandingan internasional pertama Inggris di depan para penggemar dalam 18 bulan.
Pelatih Inggris Gareth Southgate berbicara kepada para pemainnya tentang insiden menjelang kembali ke Middlesbrough untuk menghadapi Rumania. Ia mengatakan kepada media bahwa timnya merasa lebih dari sebelumnya dan bertekad untuk menggelar aksi berlutut di Euro 2020.
Para pemain Inggris menerima reaksi buruk yang diprediksi sang pelatih ketika melakukan gerakan itu lagi pada Ahad (6/6). Ini yang membuat Henderson dan rekan satu timnya frustrasi.
"Tidak, itu tidak (membantu siapa pun). Saya pikir sebagai pemain kami telah menjelaskan bahwa kami semua akan berdiri bersama melawan rasisme dan itulah alasan kami akan terus bertekuk lutut dan telah melakukannya selama beberapa pekan terakhir," ujar Henderson dilansir Sportsmole, Rabu (9/6). "Saya pikir itu menunjukkan bahwa jika masih ada orang yang mencemooh karena kami berdiri bersama melawan rasisme, maka masih ada masalah dan kami masih akan melawannya dan kami berdiri bersama untuk itu."
Ikuti Whatsapp Channel Republika
