Jumat 11 Jun 2021 20:08 WIB

Satgas Covid-19: Lonjakan Kasus Jadi Peringatan Keras

Seluruh pihak agar melakukan evaluasi dan bersiap diri menghadapi kenaikan kasus

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan terjadinya lonjakan kasus positif secara nasional pada Kamis (10/6) yang mencapai hingga 8.892. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Februari 2021 lalu.

“Sangat disayangkan, kemarin untuk pertama kalinya kita kembali menyentuh angka kasus harian lebih dari 8.000,” kata Wiku saat konferensi pers, Jumat (11/6).

Wiku mengatakan, lonjakan ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Ia pun meminta seluruh pihak agar melakukan evaluasi dan bersiap diri menghadapi kemungkinan kenaikan kasus yang lebih tinggi ke depannya.

Satgas mencatat, provinsi-provinsi di Pulau Jawa menyumbangkan kenaikan kasus yang sangat signifikan dalam beberapa hari terakhir ini. Di Jawa Tengah, kenaikan kasus dalam 10 hari terakhir ini bahkan mencapai 80 persen. Sedangkan angka BOR di ruang isolasi rumah sakit rujukan di daerah ini mencapai 66,89 persen.

Di DKI Jakarta, Satgas mencatat provinsi ini mengalami kenaikan kasus yang paling signifikan. Dalam 10 hari, kenaikan kasus bahkan mencapai lebih dari 302 persen. Sedangkan angka BOR di provinsi ini mencapai 62,13 persen.

Sementara itu di Jawa Barat tercatat mengalami kenaikan kasus sebesar 49 persen dengan angka BOR sebesar 61,75 persen. Jawa Timur mencatatkan kenaikan kasus hingga 89 persen dengan angka BOR mencapai 31,57 persen.

“DIY kasus hariannya meningkat cukup tajam yaitu 107 persen dari yang sebelumnya hanya bertambah 219 kasus per hari, namun di tanggal 10 kemarin kasusnya bertambah 455 dalam 1 hari. BOR di DIY mencapai 54,38 persen. Banten kasusnya mengalami peningkatan 57 persen dan BOR-nya sebesar 53,87 persen,” ujar Wiku.

Kenaikan kasus juga terlihat di rumah sakit darurat Wisma Atlet Jakarta. Angka BOR per hari ini pun telah mencapai 67,05 persen. Wiku menjelaskan, selain melihat dari data angka BOR, indikator yang dapat dilihat juga yakni banyaknya pasien masuk harian di Wisma Atlet.

“Hal ini dapat menggambarkan kegawatan yang terjadi karena semakin tinggi pasien harian yang masuk, maka semakin menunjukan kegawatan situasi,” tambah dia.

Tempat isolasi terpusat Wisma Atlet ini mencatatkan kenaikan kasus hingga 359 persen, yakni dari sebelumnya 125 pasien masuk dalam satu hari, menjadi 574 pasien masuk per Jumat (11/6) pagi ini. Berdasarkan data per 8 Juni, pasien yang masuk ke Wisma Atlet pada tanggal tersebut didominasi dari Kecamatan Cipayung, Kecamatan Ciracas, dan Kecamatan Pasar Minggu.

Wiku menegaskan, peningkatan pasien masuk harian dan juga BOR di Wisma Atlet ini juga menjadi alarm keras bagi seluruh pihak. Ia pun meminta pemerintah daerah agar tak terus menerus mengandalkan Wisma Atlet sebagai buffer dari fasilitas pelayanan Covid-19.

“Antisipasi kenaikan kasus dan peningkatan BOR di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya tetap harus dilakukan agar dapat meminimalisir kemungkinan penuhnya rumah sakit dan Wisma Atlet secara bersamaan dan pasien Covid-19 tidak dapat ditangani,” kata Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement