Kamis 17 Jun 2021 08:06 WIB

 Kiai Dilibatkan Tekan Penyebaran Covid-19 Bangkalan

Pencegahan covid di Bangkalan melibatkan ulama.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
 Kiai Dilibatkan Tekan Penyebaran Covid-19 Bangkalan. Foto:    Penumpang kapal layar motor (KLM) asal Pulau Sapudi, Sumenep menjalani tes Antigen di Pelabuhan Kalbut, Mangaran, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (12/6/2021). Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Situbondo mewajibkan seluruh penumpang kapal untuk tes Antigen sebagai upaya mencegah penularan COVID-19, seiring lonjakan kasus di Bangkalan, Madura.
Foto: Antara/Seno
 Kiai Dilibatkan Tekan Penyebaran Covid-19 Bangkalan. Foto: Penumpang kapal layar motor (KLM) asal Pulau Sapudi, Sumenep menjalani tes Antigen di Pelabuhan Kalbut, Mangaran, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (12/6/2021). Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Situbondo mewajibkan seluruh penumpang kapal untuk tes Antigen sebagai upaya mencegah penularan COVID-19, seiring lonjakan kasus di Bangkalan, Madura.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur melibatkan para kiyai, ulama, serta tokoh masyarakat Kabupatem Bangkalan dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19. Utamanya untuk mengantisipasi merebaknya Covid-19 varian B-1.617.2 asal India. Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat tersebut dirasa penting untuk meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

"Selama ini masih ada  masyarakat yang kurang mempercayai penyakit  Covid-19. Inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Rabu (16/6).

Baca Juga

Khofifah memohon  kepada para kiai, ulama, serta tokoh masyarakat untuk bisa menyampaikan pesan tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi. Pesan ini diharapkan dapat disampaikan, baik di lingkungan pendidikan formal maupun di lingkungan pendidikan non formal seperti pesantren.

"Saat ini kita membutuhkan ikhtiar dan doa dari semua demi kebaikan dan kemaslahatan seluruh masyarakat Bangkalan, Madura, dan Jawa Timur pada umumnya," ujarnya. 

Khofifah memgingatkan, saat ini Covid-19 varian Delta  B16172  telah masuk ke Jatim dan ditemukan di Bangkalan. Mutasi jenis ini, kata dia, merupakan strain asal India yang lebih menular  dan telah mengalami transmisi lokal.

“Tidak bisa pemerintah saja yang kerja keras atau masyarakat saja, tapi juga tokoh masyarakat, tokoh agama, TNI, Polri, Ormas, dan elemen lainnya harus saling bahu membahu, mengingatkan agar tetap disiplin protokol kesehatan,” kata dia.

Khofifah mengatakan, langkah startegis yang juga dilakukan Pemprov Jatim adalah dengan  mendirikan Ruang Karantina dan Isolasi Terpusat di Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), Bangkalan. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan bisa mempermudah koordinasi dan mempercepat penanganan antara kedua wilayah, yaitu di Surabaya dan Bangkalan.

Pendirian tempat layanan tersebut, lanjut Khofifah, juga sebagai lanjutan dari upaya pengetatan penyekatan yang dilakukan di kedua sisi Jembatan Suramadu. Hal itu tentunya sebagai bentuk proteksi pemerintah kepada masyarakat di kedua wilayah. 

"Kalau tidak dilakukan penyekatan dan swab antigen, maka mereka yang tidak merasa sakit, akan melakukan aktivitasnya. Mobilitas ini berpotensi untuk menyebarkan virus Covid-19," kata diam

Sebelumnya, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan rumah sakit penyangga sebagai rujukan pasien Covid-19 asal Bangkalan. Yakni RSUD dr. Soetomo, RSU Haji, RS Syaiful Anwar Malang, RS Al Irsyad, RS PHC Surabaya, dan RS Lapangan Indrapura.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement