Senin 21 Jun 2021 01:55 WIB

Pakar Kembangkan Vaksin untuk Spesies Penguin Terancam Punah

Jumlah populasinya mengalami penurunan tajam selama dua dekade terakhir.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pakar Kembangkan Vaksin untuk Spesies Penguin Terancam Punah (ilustrasi).
Foto: Kennedy News and Media/Yves Adams via live sc
Pakar Kembangkan Vaksin untuk Spesies Penguin Terancam Punah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,WELLINGTON -- Para pakar tengah berupaya mengembangkan vaksin untuk spesies penguin yang terancam punah. Satwa itu adalah spesies penguin mata kuning atau Hoiho, yang memiliki nama ilmiah Megadyptes antipodes.

Penguin endemik Selandia Baru itu berhabitat di pulau-pulau terpencil, diperkirakan hanya tersisa 4.000 ekor di alam liar. Satwa dapat tumbuh hingga 79 sentimeter dan berat maksimal mencapai 8,5 kilogram.

Jumlah populasinya mengalami penurunan tajam selama dua dekade terakhir, terutama di pulau-pulau utara Selandia Baru yang anjlok sampai 65 persen. Penyebab utamanya adalah wabah infeksi yang mirip difteri.

Penyakit itu sangat fatal bagi penguin mata kuning yang masih berusia antara satu sampai 28 hari. Mulut dan lidah satwa yang terinfeksi akan ditutupi oleh selaput tebal, nanah, dan borok sehingga penguin kesulitan makan.

Selanjutnya, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan sepsis. Meski dapat diobati dengan kombinasi antibiotik, nyawa penguin yang terinfeksi wabah tersebut seringkali tidak tertolong. 

Hingga 93 persen anak penguin bermata kuning tertular difteri burung setiap tahun di populasi utara dan hingga 70 persen dari mereka mati. Tentunya, kasus tersebut mengancam masa depan spesies.

Sebuah penelitian terbaru berhasil mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan infeksi. Ditemukan pula bagaimana bakteri itu menginfeksi anak penguin dan penanganannya untuk menyelamatkan spesies dari kepunahan.

Riset digagas Departemen Konservasi Selandia Baru, Universitas Otago, Universitas Massey, dan Universitas Northumbria. Tim mengumpulkan hasil tes usap mulut penguin di sarang mereka yang diketahui terinfeksi di Semenanjung Otago.

"Rekan-rekan dan saya mengisolasi bakteri di laboratorium dan mengurutkan DNA-nya untuk membuat pohon keluarga yang menunjukkan bagaimana bakteri ini terkait dengan spesies lain," kata Vartul Sangal dari Universitas Northumbria, Newcastle, Inggris.

Strain bakteri yang ditemukan belum pernah dilaporkan sebelumnya, masuk dalam kelompok Corynebacterium. Spesies bakteri lain dalam kelompok itu menyebabkan penyakit difteri pada manusia yang juga bisa mematikan.

Untungnya, tim juga menemukan urutan DNA unik pada bakteri yang membantu mengembangkan tes sederhana untuk mengidentifikasi infeksi dengan cepat dan andal. Hasilnya dapat membantu pengobatan penguin yang terinfeksi.

Salah satu gen penyebab penyakit menghasilkan protein yang disebut Fosfolipase D, membantu bakteri bertahan hidup sekali di dalam inang. Protein tersebut dapat dimodifikasi untuk melindungi hewan dari infeksi bakteri.  

"Ini sangat menarik, karena dapat membantu kami mengembangkan vaksin untuk spesies penguin yang paling terancam punah di dunia, dan mungkin menyelamatkannya dari kepunahan," tutur Sangal, dikutip dari laman The Conversation, Ahad (20/6).

 

Sumber: https://theconversation.com/we-discovered-whats-killing-the-worlds-rarest-penguin-and-it-could-help-us-make-a-vaccine-161913

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement