Senin 21 Jun 2021 20:39 WIB

Rilis Buku, Yuddy Ungkap Suka Duka Diplomat Saat Covid-19

Yuddy Chrisnandi ungkap tantangan jadi Dubes Ukraina saat Pandemi Covid-19

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Joko Sadewo
Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi meluncurkan bukunya,
Foto: istimewa/repro
Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi meluncurkan bukunya,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Duta Besar RI untuk Ukraina, Armenia dan Georgia, Yuddy Chrisnandi merilis buku perjalanan tahun keempat menjalankan tugasnya. Diungkapkan tentang perjalanan KBRI di Ukraina selama menghadapi tantangan Covid-19.

Yuddy mengaku menulis buku sudah menjadi tradisi akademis yang penting buatnya. Karena itu, saat menginjakan kaki di bumi Ukraina pada  21 April 2017, dijadikannya sebagai momentum awal untuk menulis berbagai pengalaman kerjanya. Ia bertekad untuk merilis buku pengalaman tugas setiap tahun, yang dimulai 21 April hingga 21 April tahun berikutnya. Ia merasa tak harus menunggu menunggu periode tugas sebagai Dubes berakhir.

Penulisan buku ini dimaksudkan sebagai catatan penting tanggungjawab formal dan moral selaku kepala perwakilan atas apa saja yang telah dikerjakannya selama satu tahun. “Ini sangat mudah untuk diketahui secara objektif, mengingat keterlibatan semua jajaran staff KBRI yang menjadi pemeran pelaksana tugas misi diplomatik perwakilan RI di Kyiv." kata Yuddy, saat peluncuran buku 'Perjalanan Kerja Tahun Keempat Dubes RI di Kyiv’, via Zoom, Senin (21/6).

Penulisan buku ini, kata Yuddy, juga sebagai bahan refleksi atas kekurangan, kesulitan dan berbagai hal yang belum atau masih perlu diperbaiki di waktu berikutnya. Tahun keempat yang sudah dilaluinya, menurut Yuddy, memiliki kesan yang sangat dalam terhadap semua aspek kehidupan para diplomat yang sedang bertugas.

"Sepanjang 21 April 2020 hingga 5 Juni 2021 telah menanamkan pola pikir dan pandangan yang baru, tentang  makna kehidupan di tengah pandemi yang melanda dunia, lebih dari setahun berlangsung,” kata mantan menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) tersebut.

Solidaritas, kebersamaan, empati, menurut Yuddy, merupakan ujian tabiat manusia yang nyata terlihat dalam kehidupan diplomatik yang jauh dari kampung halamannya. Di tengah ujian kehidupan yang dihadapi bersama semua orang, menurut Yuddy, sebagai sebuah entitas Perwakilan juga diuji oleh berbagai kebijakan efisiensi anggaran yang terus dikurangi, tanpa harus menurunkan kualitas kerja diplomatik.

Di masa kurun waktu ini, kata Yuddy, perwakilan RI yang dipimpinnya, menghadapi tiga front tantangan yang cukup berat. Pertama, menjaga moril seluruh keluraga besar staf KBRI agar tetap tenang menjaga kesehatannya. Sementara satu per satu mulai lemah daya tahan tubuhnya.

Di tengah terjangan pandemi Covid-19 yang mendebarkan di Ukraina, berkali-kali staff KBRI terinfeksi dan melakukan PCR massal, maupun sterilisasi KBRI.  Saat terberat yang dihadapi KBRI adalah pada kurun Februari - April 2021. “Ketika itu dalam waktu bersamaan enam orang staf KBRI sakit. Karenanya, situasi terberat kami lewati sudah,” ungkapnya.

Kedua, perubahan pola hubungan diplomasi antar perwakilan, antar negara dan antara diplomat membuat jarak keterbatasan aktifitas dan implementasi misi program diplomatik yang tidak berhenti.

Ketiga, pemotongan anggaran, pengurangan fasilitas penghasilan para diplomat dan segala hal terkait efisiensi. Menurut Yuddy, hal ini cukup menyulitkan implementasi program terlaksana, khususnya yang terkait dengan pembinaan WNI.  "Namun kesemua tantangan itu, dapat kami atasi bersama tanpa menganulir aktifitas diplomatik yang sudah diprogramkan," ujar Yuddy.

Jajaran KBRI Kyiv dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang berubah cepat. Mereka bisa menyesuaikan dan mengatasinya. Di dalam buku ini, kata Yuddy, para pembaca akan menemukan makna dari kalimat ini secara factual-empirik.

Tahun 2021, menurut Yuddy, kemungkinan adalah penulisan buku catatan perjalanan tugas Yuddy yang terakhir. Keempat, yang diterbitkan oleh KBRI. "Namun catatan-catatan lainnya masih terus akan saya tulis pada waktu mendatang," kata Yuddy.

Ia juga tengah mendorong para staf KBRI Ukraina agar menulis buku mengenai pengalaman mereka. Sekurangnya setiap masa tugas di perwakilan berakhir, satu buku berisi pengalaman staf dapat diterbitkan.

Tradisi menulis buku tentang pengalaman tugas, menurutnya, bisa diikuti para Diplomat muda yang menjadi staf KBRI Kyiv. Mereka bisa menuliskan pengalaman setiap berada di tempat tugasnya.

Dari situ, setiap orang dapat mengetahui sekaligus mempelajari bagaimana kehidupan tugas Diplomatik, tantangan-tantangan yang dihadapinya, seni mengatasi dan merespon masalah, menyelesaikan sebuah misi diplomasi dan berbagai kreativitas gagasan yang diwujudkan dalam bentuk program maupun karya dari kerja Diplomatik di sebuah perwakilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement