Selasa 22 Jun 2021 05:35 WIB

Mengapa Kiblat Berubah dari Yerusalem ke Makkah?

Kiblat berfungsi sebagai jantung umat Islam.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Mengapa Kiblat Berubah dari Yerusalem ke Makkah?
Foto:

"Apakah mereka berdoa sendiri atau berjamaah, mereka melakukannya sebagai bagian dari komunitas Islam yang lebih besar. Jadi, lima kali sehari, setiap Muslim disejajarkan dengan Muslim lainnya yang membentuk lingkaran konsentris di sekitar Ka'bah yang mengelilingi bumi," jelasnya.

"Bayangkan menyaksikan pemandangan dari luar angkasa dan kita mungkin melihat semua Muslim saat sholat seperti bunga besar seukuran bumi, membuka dan menutup jutaan kelopaknya. Masing-masing kelopak itu melambangkan seorang Muslim saat sholat," kata Hameed.

Dengan demikian, kiblat bagi Islam memiliki peran penting dalam mempertemukan setiap bangsa, ras, dan suku di planet ini secara teratur lima kali sehari. Kiblat berfungsi sebagai jantung umat Islam, memasok darah kehidupan bagi keberadaan spiritual Muslim di seluruh dunia dan menjaga konsep persatuan dalam setiap pengertian istilah: Tuhan itu satu, agama itu satu, dan umat adalah satu.

Yerusalem sendiri melambangkan garis Ishak. Makkah melambangkan garis Ismael. Keduanya menyoroti pentingnya kedua kota itu sebagai kiblat umat Islam.

Nabi terakhir yang lahir di garis keturunan Ismail, putra pertama Ibrahim, di Makkah diperintahkan kembali ke Yerusalem untuk sholat. Kemudian Allah meminta Nabi Muhammad beralih ke rumah Tuhan pertama di Makkah sebagai arah kiblat untuk beribadah.

Allah berfirman dalam Alquran:

"Dan demikian (pula), Kami telah jadikan kamu umat islam, umat yang adik da  pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasulullah menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menjadikan Kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui, siapa yang mengikuti Rasulullah dan siapa yang membelot (Dari Iman). Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberikan petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," (QS. Al Baqarah ayat 143).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement