Rabu 23 Jun 2021 16:38 WIB

Adakah Rapid Test untuk Deteksi Dini Tuberkolusis?

Indonesia ada di posisi kedua setelah India untuk kasus tuberkulosis terbanyak.

Red: Reiny Dwinanda
Pasien Tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Indonesia, India, China, menjadi tiga negara penderita TBC terbesar dunia.
Foto: EPA
Pasien Tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Indonesia, India, China, menjadi tiga negara penderita TBC terbesar dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tuberkolusis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini memberikan dampak besar terhadap pasien serta keluarganya.

Ada banyak tantangan mengenai penanggulangan penyakit ini. Salah satunya ialah pemahaman yang salah di masyarakat, yakni keyakinan bahwa tuberkolusis tidak bisa disembuhkan.

Baca Juga

Selain itu, hambatan ekonomi dapat membuat pasien memilih untuk tidak berobat atau malas kontrol. Stigma dan diskriminasi yang dialami pasien juga menjadi hambatan penanggulangan tuberkulosis.

Melihat dampak yang besar dari penyakit ini, apakah ada cara deteksi dini tuberkulosis seperti rapid test yang sekarang diterapkan untuk mendeteksi Covid-19 di era pandemi?

"Teorinya bisa, tapi belum direkomendasikan oleh WHO karena tingkat akurasinya belum bagus," kata Kepala Subdit Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Imran Pambudi dalam webinar, Rabu.

Indonesia masuk dalam delapan negara di dunia yang menyumbang dua pertiga kasus tuberkulosis global. Indonesia ada di posisi kedua setelah India dengan estimasi kasus 845 ribu dengan kematian 98 ribu per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement