Rabu 23 Jun 2021 19:27 WIB

Pembaitan Ali bin Abi Thalib di Madinah dan Beda Reaksi

Sebagian besar sahabat Anshar membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Sebagian besar sahabat Anshar membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ilustrasi Ali bin Abi Thalib
Foto: NET
Sebagian besar sahabat Anshar membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ilustrasi Ali bin Abi Thalib

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah Utsman radhiyallahu 'anhu terbunuh pada tahun 35 Hijriyah, berdasarkan pendapat yang populer, kaum Muslimin mendatangi Ali bin Ai Thalib dan membaiat beliau sebelum jenazah Utsman dimakamkan. 

Dilansir dari laman Youm7 pada Rabu (23/6), berdasarkan Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Ibnu Katsir disebutkan, ada yang mengatakan, orang pertama yang membaiat beliau adalah Thalhah 'radhiyallahu anhu dengan tangan kanannya. Tangan kanan beliau cacat sewaktu melindungi Rasulullah ﷺ pada peperangan Uhud. Sebagian hadirin berkata, "Demi Allah, pembaiatan ini tidak sempurna!".

Baca Juga

Ali keluar menuju masjid lalu naik ke atas mimbar. Segenap kaum Muslimin membaiat beliau. Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu 19 Dzulhijjah tahun 35 H. 

Ada yang mengatakan, Thalhah dan Az Zubair membaiat Ali setelah beliau meminta mereka untuk berbaiat. Sebagian orang mengira bahwa ada sekelompok kaum Anshar yang tidak membaiat Ali.   

Al Madaini berkata, “Menurut riwayat dari Az Zuhri disebutkan, sejumlah orang kabur dari Madinah ke Syam dan tidak berbaiat kepada Ali, antara lain Quddama bin Madhun, Abdullah bin Salam, dan Al Mughriah bin Syu’bah, termasuk pula Marwan bin Al Hakam dan Al Walid bin Uqbah.”

Al Waqidi  berkata, "Orang-orang di Madinah membaiat Ali. Namun tujuh orang menarik diri dan tidak ikut berbaiat. Mereka adalah Abdullah bin Umar, Saad bin Abi Waqqash, Shuhaib, Zaid bin Tsabit, Muhammad bin Maslamah, Salamah bin Salaamah bin Waqsy, dan Usamah bin Zaid. Dan tidak ada seorang sahabat Anshar pun yang tertinggal, mereka semua ikut berbaiat sejauh pengetahuan kami." 

Saif bin Umar menceritakan dari sejumlah gurunya bahwa mereka berkata, “Selama lima hari setelah terbunuhnya Utsman kota Madinah dipimpin sementara oleh Al Ghafiqi bin Harb, mereka mencari orang yang bersedia memimpin.” 

 

Sumber: youm7

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement