Perajin memproduksi peti mati di industri peti mati rumahan Topangmas, Desa Kalisalak, Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (23/6/2021). Perajin mengatakan permintaan peti mati meningkat saat pandemi COVID-19 dengan produksi 10 peti per minggu dan dijual dengan harga Rp1,2 juta-Rp1,4 juta untuk memenuhi permintaan rumah sakit di Batang, Pekalongan, dan Semarang. (FOTO : Antara/Harviyan Perdana Putra)
Perajin mengecat peti mati di industri peti mati rumahan Topangmas, Desa Kalisalak, Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (23/6/2021). Perajin mengatakan permintaan peti mati meningkat saat pandemi COVID-19 dengan produksi 10 peti per minggu dan dijual dengan harga Rp1,2 juta-Rp1,4 juta untuk memenuhi permintaan rumah sakit di Batang, Pekalongan, dan Semarang. (FOTO : Antara/Harviyan Perdana Putra)
Perajin mengecek proses akhir produksi peti mati di industri peti mati rumahan Topangmas, Desa Kalisalak, Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (23/6/2021). Perajin mengatakan permintaan peti mati meningkat saat pandemi COVID-19 dengan produksi 10 peti per minggu dan dijual dengan harga Rp1,2 juta-Rp1,4 juta untuk memenuhi permintaan rumah sakit di Batang, Pekalongan, dan Semarang. (FOTO : Antara/Harviyan Perdana Putra)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,BATANG -- Perajin memproduksi peti mati di industri peti mati rumahan Topangmas, Desa Kalisalak, Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (23/6/2021).
Perajin mengatakan permintaan peti mati meningkat saat pandemi COVID-19 dengan produksi 10 peti per minggu dan dijual dengan harga Rp1,2 juta-Rp1,4 juta untuk memenuhi permintaan rumah sakit di Batang, Pekalongan, dan Semarang.
sumber : Antara
Advertisement