Rabu 23 Jun 2021 21:37 WIB

BTB: Work From Bali Bukan Penyebab Kenaikan kasus Covid-19

Ketua BTB menilai naik turunnya kasus Covid-19 di Bali normal terjadi

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas kesehatan mengambil sampel tes cepat Antigen dari sejumlah pedagang saat pelacakan COVID-19 di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, Rabu (23/6/2021). Pemerintah Kota Denpasar gencar menggelar tes cepat Antigen di tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan untuk menekan penularan COVID-19 saat situasi kasus positif meningkat sejak seminggu terakhir di wilayah itu.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan mengambil sampel tes cepat Antigen dari sejumlah pedagang saat pelacakan COVID-19 di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, Rabu (23/6/2021). Pemerintah Kota Denpasar gencar menggelar tes cepat Antigen di tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan untuk menekan penularan COVID-19 saat situasi kasus positif meningkat sejak seminggu terakhir di wilayah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah asosiasi dan pelaku pariwisata Bali yang tergabung dalam Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali membantah program Work From Bali (WFB) berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Bali dalam beberapa hari terakhir.

Ketua BTB Ida Bagus Partha Adnyana dalam keterangannya di Kota Denpasar, Rabu (23/6) mengatakan, naik turunnya angka kasus Covid-19 dalam situasi pandemi seperti saat ini sangat normal terjadi dan keadaan itu akan terus naik dan turun sampai herd immunity atau kekebalan kelompok terbentuk.

"Jangan terlalu berlebihan. Saya berbicara dengan data dan fakta di lapangan, bahwa tiga zona hijau Sanur, Ubud, Nusa Dua sebagai rujukan tempat WFB masih sangat terkendali," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan pariwisata tetap bergandengan tangan serta menciptakan situasi kondusif serta menyambut program Work from Bali dengan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan dan pengawasannya."Dalam situasi saat ini, kita justru harus bersatu. Kalau memang ada yang sakit saat bekerja disini, kita rawat saja. Semua sudah kita siapkan mekanismenya," kata Bagus Partha Adnyana.

Ketua ASITA Bali, Ketut Ardana menjelaskan, pihaknya juga kurang setuju apabila ada pernyataan yang menyatakan, program WFB adalah penyumbang kenaikan kasus Covid-19."Work From Bali ini satu program yang menarik. Menurut kami sepanjang protokol kesehatan dilakukan dengan ketat dan tegas seharusnya bukan pelaku perjalanan dalam negeri ini menjadi pemicu lonjakan COVID-19 karena yang datang itu adalah orang-orang sehat," ungkapnya.

Menurutnya, pekerja yang melaksanakan WFB pada saat mereka akan datang ke Bali seharusnya sudah memenuhi aturan protokol kesehatan dan dinyatakan negatif melalui tes cepat antigen maupun PCR yang mengakibatkan kecil kemungkinan ada warga posirif COVID-19 yang lolos masuk ke Bali.

"Kami juga melihat bahwa masyarakat Bali relatif sangat tertib dalam menjalankan protokol kesehatan. Kami berharap WFB ini bisa berjalan dengan baik," kata Ketut Ardana.

Sementara itu, Ketua asosiasi Angkutan Pariwisata Bali I Nyoman Sudiartha mengatakan, pihaknya juga sangat tidak setuju apabila WFB dikaitkan dengan meningkatnya kasus Covid-19."Kami sudah melakukan protokol kesehatan seketat-ketatnya, apa benar ini karena WFB. Work From Bali ini sangat membantu pariwisata Bali meskipun volumenya masih kecil saat ini. Kami sangat merasakan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement