Kamis 24 Jun 2021 07:55 WIB

Ini Inovasi HIN Guna Bertahan Saat Pandemi

HIN mengembangkan bisnis makanan minuman dan tata graha.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Logo PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Agar bertahan di tengah pandemi Covid-19, PT HIN melakukan sejumlah inovasi.
Foto: Facebook Inna Hotels & Resorts
Logo PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Agar bertahan di tengah pandemi Covid-19, PT HIN melakukan sejumlah inovasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN melakukan sejumlah langkah dalam mempertahankan keberlangsungan bisnis hotel-hotel BUMN selama pandemi.

Direktur Pengembangan Bisnis HIN Christine Hutabarat mengatakan, selain menerapkan protokol kesehatan yang ketat, HIN melakukan sejumlah inovasi dan beradaptasi dalam memaksimalkan sejumlah potensi usaha. Seperti, pemanfaatan layanan digitalisasi dan mengembangkan daftar menu baru untuk sektor bisnis food and beverage

Baca Juga

Christine menyebut pembatasan sosial menjadi peluang bagi perusahaan dalam menjual menu makanan dan minuman secara daring. Tak hanya itu, manajemen HIN juga membuka jasa housekeeping atau layanan pembersih rumah mengingat HIN telah memiliki SDM yang berkompetensi dalam bagian tata graha atau housekeeping tersebut.

"Kita punya kompetensi juga di housekeeping, jadi kita bisa melakukan servis ke rumah-rumah, sampai seperti itu. Banyak hal yang kita lakukan demi bertahan di pandemi ini," ungkap Christine dalam acara bertajuk Optimisme Pariwisata di Tengah Pandemi di Jakarta, Rabu (23/6).

HIN, ucap Christine, mendukung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang dilakukan pemerintah guna menurunkan kasus Covid-19. Peningkatan kasus Covid-19 sangat memukul industri pariwisata yang baru mulai kembali menggeliat.

Christine berharap kedisiplinan masyarakat akan protokol kesehatan mampu mendorong penurunan kasus Covid-19. PPKM Mikro adalah anjuran pemerintah yang harus kita taati supaya bisa menurunkan tingkat infeksi Covid-19.

"Ini benar-benar harus disiplin kita lakukan supaya pembatasan ini bisa segera selesai," ungkap Christine. 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةً ۗ وَاِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْاَنْهٰرُ ۗ وَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاۤءُ ۗوَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Baqarah ayat 74)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement