Kamis 24 Jun 2021 21:14 WIB

Kasus pada Anak, Klaster Keluarga dan Habisnya Obat di Depok

Covid-19 di Depok juga banyak menular di kalangan balita, anak, dan remaja.

Red: Andri Saubani
Petugas memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 di lokasi pemakaman Covid-19 di TPU Pasir Putih, Depok, Jawa Barat (21/6). Penularan Covid-19 di Depok semakin mengkhawatirkan, stok obat di puskesmas dan Dinkes Depok pun dikabarkan habis. (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 di lokasi pemakaman Covid-19 di TPU Pasir Putih, Depok, Jawa Barat (21/6). Penularan Covid-19 di Depok semakin mengkhawatirkan, stok obat di puskesmas dan Dinkes Depok pun dikabarkan habis. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rusdy Nurdiansyah

Tingkat penularan Covid-19 di Kota Depok masih cukup tinggi. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Kamis (24/6), melaporkan terjadi penambahan cukup banyak yakni 561 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan meninggal sebanyak empat orang.

Baca Juga

"Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 harian masih bertambah cukup banyak. Pada Kamis (24/6) sebanyak 561 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Total menjadi 56.906 kasus terkonfirmasi positif Covid-19," ujar Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (24/6).

Adapun untuk jumlah orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kota Depok juga mengalami penambahan empat orang. Total korban Covid-19 yang meninggal dunia telah mencapai sebanyak 1.031 orang

"Namun, pasien sembuh setiap harinya juga terus  bertambah, terjadi penambahan 162 orang sembuh. Total pasien sembuh menjadi 50.031 orang atau mencapai 87,92 persen. Sedangkan kasus konfirmasi aktif sebanyak 5.844 kasus. Lalu untuk kasus suspek aktif sebanyak 168 kasus serta kasus kontak erat aktif sebanyak 2.408 kasus," terang Dadang.

Temuan kasus yang cukup mengkhawatirkan dari pandemi di Depok adalah penularannya kini mengancam juga anak di bawah lima tahun (balita), anak-anak, dan remaja. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok per 20 Juni 2021, sebanyak 10.634 anak balita, anak-anak dan remaja usia 0-19 tahun terkonfirmasi positif Covid-19.

"Hingga kemarin kami mencatat anak dan remaja yang terpapar selama pandemi Covid-19 mencapai 10.634 kasus atau 19,23 persen,” ujar Dadang.

Menurut Dadang, anak-anak dan remaja kebanyakan tertular Covid-19 dari orang tua yang bekerja kantoran. "Dengan demikian, anak dan remaja di Depok itu tertular dari klaster perkantoran hingga klaster keluarga. Selain juga, penularan Covid-19 anak dan remaja terjadi karena mereka abai protokol kesehatan (prokes), sering berkumpul tanpa masker," jelasnya.

Menurut Dadang, pihaknya meminta orang tua saat pulang kerja ke rumah tidak bersentuhan langsung dengan anak sebelum membersihkan diri, mandi, dan sebagainya. "Setelah memastikan diri telah bersih, orang tua dapat berinteraksi dengan anak sehingga anak dapat terhindar dari penularan Covid-19," tuturnya.

Ia menambahkan, selain itu, orang tua dapat memberikan pengawasan kepada anak dan remaja yang beraktivitas atau bermain di luar rumah. "Orang tua dapat mengingatkan kepada anak-anak dan remaja untuk selalu menerapkan Prokes dan tidak keluar apabila tidak memiliki kepentingan," harap Dadang.

Klaster perumahan juga bermunculan di Depok. Tercatat tiga perumahan di Kota Depok dengan puluhan orang terkonfirmasi positif Covid-19 yakni di Perumahan Taman Cipayung Sukmajaya, Bukit Rivaria Sawangan, dan Sawangan Village.

"Di Kompleks Bukit Rivaria yang terkonfirmasi positif Covid-19 kurang lebih sebanyak 69 orang dan satu orang meninggal," ujar Pengurus Forum Komunikasi Warga Rivaria (FKWR), Desfandri saat di hubungi, Kamis (24/6).

Menurut Desfandri, saat ini, puluhan warga yang terkonfirmasi positif tersebut menjalankan isolasi mandiri (isoman) dan mengkonsumsi vitamin dan obat anti virus yang di rekomendasi pemerintah.

"Untuk vitamin sudah di suplai dari Puskesmas. Tapi, hanya obat antivirus, obat Oseltamivir sudah habis di Puskesmas, cuma ada obat serupa di apotek yang bukan generik, tapi harganya lumayan mahal, Rp 250 ribu per 10 tablet. Kalau obat dari Puskesmas itu obat generik, jadi gratis. Tapi saat ini, obat tersebut di apotek juga kosong," tuturnya.

Menurut Desfandri, obat Oseltamivir telah habis di Puskesmas sudah sejak tiga hari lalu. Padahal, obat dengan dosis dua kali satu tablet sangat dibutuhkan warga yang sedang isoman.

"Kami mohon untuk pengadaan obat Oseltamivir dipercepat. Karena setiap hari di warga saya tambah terus yang positif. Saat ini yang di dapat dari Puskesmas, ada vitamin, Paracetamol dan Azathromycin," ungkapnya.

Di Perumahan Taman Cipayung, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, dikabarkan satu warga telah meninggal dunia. "Saat ini ada 25 orang positif Covid-19 dan sedang melakukan isoman. Satu orang dikabarkan meninggal dunia," terang Kapolsek Sukmajaya, AKP Syafri Wasdar.

Selain menerapkan micro lockdown, pengurus RW dan Satgas Covid-19 RW 27 juga membatasi mobilitas warga, aktivitas olahraga yang dilakukan secara berkumpul ditiadakan dan lapangan ditutup.

"Tamu dari luar wajib lapor pada pihak keamanan perumahan. Selain itu kami juga akan lakukan desinfektan di perumahan di Taman Cipayung dan juga dilakukan tracing terhadap warga," ujar Syafri.

In Picture: Kasus Harian Covid-19 di Depok Catat Rekor Baru

photo
Petugas memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 di lokasi pemakaman COVID-19 TPU Pasir Putih, Depok, Jawa Barat (21/6). Penyebaran dan penularan Covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat mengalami peningkatan yang cukup drastis. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok melaporkan pada Ahad (20/6) terjadi penambahan positif Covid-19 sebanyak 653 orang. Ini merupakan tertinggi kasus harian selama pandemi Covid-19. Prayogi/Republika. - (Prayogi/Republika.)

 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Novarita mengakui, saat ini memang ketersediaan obat virus Covid-19 di Puskesmas dan stok di Dinkes Kota Depok sudah habis.

"Kami masih menunggu dropping obat tersebut dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar). Saat ini, petugas kesehatan bersama aparatur wilayah telah melakukan tracing kepada warga yang melakukan kontak erat dengan pasien. Kami koordinasi dengan Puskesmas setempat untuk melakukan monitoring berkala," jelasnya.

Menurut Novarita, klaster keluarga terus mengalami peningkatan. Warga yang berada dalam satu rumah atau satu keluarga diminta untuk peduli dan disiplin dengan protokol kesehatan (prokes).

"Warga kami minta tingkatkan disiplin, bukan berarti kalau didekat keluarga itu aman dari virus karena virus tidak kenal keluarga, jadi tetap peduli pada kesehatan dan pada keluarga. Taati Prokes," tutupnya.

Untuk mencegah penyebaran Covid-19, aparat kepolisian dari Polres Metro (Polrestro) Depok mulai pada Rabu (23/6),

melakukan penyekatan jalan di wilayah-wilayah perbatasan pada malam hari dari pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB selama dua pekan.

"Kami sudah melakukan penutupan Jalan Komjen Pol M Jasin atau dikenal dengan Jalan Akses UI selama dua pekan yang berlangsung selama tujuh jam dari pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB," ujar Kasat Lantas Polrestro Depok AKBP Andi Indra Waspada di Mapolrestro Depok, Kamis (24/6).

Menurut Andi, pada jam tersebut, kendaraan yang melintas masuk hanya diperbolehkan warga Kota Depok. Ia menegaskan, penutupan jalan dalam rangka pembatasan mobilitas masyarakat itu dilakukan untuk menindaklanjuti aturan PPKM Mikro yang dikeluarkan Wali Kota Depok Mohammad Idris.

"Kalau bukan warga Kota Depok, kami minta putar balik. Pengendara yang masuk Kota Depok harus menunjukan identitas KTP Kota Depok. Ada pengecualian kalau dalam keadaan darurat," terangnya.

photo
Fasiltas kesehatan yang ada di Depok - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement