Jumat 25 Jun 2021 14:51 WIB

Pelindo 1: Arus Peti Kemas TPK Belawan Tumbuh Positif

TPK Belawan mencatatkan bongkar muat peti kemas sebesar 464.261 TEUS hingga Mei

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Pelindo I memeriksa proses pemindahan ship to shore crane dari kapal ke Terminal Peti Kemas Domestik Belawan (TPKDB) di Medan, Sumatera Utara, Senin (1/4/2019).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Petugas Pelindo I memeriksa proses pemindahan ship to shore crane dari kapal ke Terminal Peti Kemas Domestik Belawan (TPKDB) di Medan, Sumatera Utara, Senin (1/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) atau Pelindo 1 terus menggenjot kinerja korporasi di tengah situasi pandemi yang belum usai. General Manager Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, Yarham Harid, mengatakan, arus peti kemas di Pelindo 1 sebanyak 582.199 TEUs sampai Mei 2021 atau tumbuh 7,72 persen dibandingkan dengan priode yang sama 2020 sebesar 540.461 TEUs.

"Hal ini disebabkan meningkatnya arus peti kemas internasional di TPK Belawan, Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT), Pekanbaru, serta meningkatnya arus peti kemas domestik di TPK Belawan, Lhokseumawe, dan Malahayati," ujar Yarham dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (25/6).

Kata Yarham, TPK Belawan mencatatkan bongkar muat peti kemas sebesar 464.261 TEUS hingga Mei 2021 atau naik 5,21 persen pada periode yang sama 2020 yang sebesar 441.257 TEUS. Untuk bongkar muat peti kemas sampai Mei 2021 di terminal internasional sebanyak 222.659 TEUs dan di terminal domestik sebesar 241.602 TEUs.

Yarham menyampaikan,  bongkar muat di terminal internasional TPK Belawan sampai Mei 2021 sebanyak 3.135.274 ton, dengan komoditas dominan untuk ekspornya yaitu chemical, palm oil, dan minyak serta komoditas impornya yaitu pupuk. 

Yarham melanjutkan terminal domestik TPK Belawan melayani bongkar muat sampai Mei 2021 sebesar 2.919.858 ton dengan komoditas dominan yang dimuat adalah barang pecah belah dan alat tulis kantor serta komoditas dominan yang dibongkar adalah alat tulis kantor dan semen.

"Arus peti kemas di TPK Belawan terus menunjukkan tren yang positif, yang artinya terjadi peningkatan baik itu di terminal domestik maupun internasional," ucap Yarham.

Yarham menyebut, manajemen terus berupaya menghadirkan layanan yang terbaik untuk seluruh pengguna jasa. Selain itu, untuk menjaga operasional pelabuhan, manajemen juga menjunjung tinggi penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

"Kami terus melakukan pengawasan ketat dalam setiap kegiatan operasional kepelabuhanan, menerapkan digitalisasi layanan dan sistem informasi kepelabunanan terpadu yang transparan, serta melakukan pengamanan area pelabuhan yang mengacu pada standar ISPS," ungkap Yarham. 

TPK Belawan, lanjut Yarham, telah menerapkan digitalisasi layanan dan sistem informasi kepelabuhanan seperti Integrated Billing System (IBS) yang terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas layanan serta penerapan sistem cashless sehingga tidak ada lagi pemberian atau penggunaan uang secara tunai sebagai langkah dalam mengurangi pungutan liar (pungli) oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

VP Public Relations Pelindo 1, Fiona Sari Utami mengatakan, Pelindo 1 terus meningkatkan kinerja sistem logistik untuk meningkatkan daya saing ekonomi, salah satunya melalui penerapan National Logistic Ecosystem (NLE).

Fiona menyebut NLE menjadi logistic digital collaboration platform yang mampu menyediakan layanan logistik dari hulu ke hilir dan merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang.

"Pelindo 1 mendukung penerapan NLE yang merupakan inisiasi dari pemerintah sebagai upaya untuk mendorong program pemulihan ekonomi nasional," ucap Fiona.

Kata Fiona, NLE telah diterapkan di TPK Belawan dan Pelabuhan Belawan melalui sinergi bersama stakeholders kepelabuhanan meliputi: Syahbandar, Otoritas Pelabuhan, Bea Cukai, Karantina, hingga penyedia layanan seperti shipping lines, warehousing, dan trucking. 

Melalui sinergi ini, lanjut Fiona, berbagai sistem pelayanan kepelabuhanan yang telah berjalan di masing-masing stakeholders kemudian disatukan dalam satu platform yang membuat proses kepelabuhanan menjadi lebih efisien, efektif, dan transparan. 

"Dengan NLE ini diharapkan terciptanya ekosistem logistik yang efisien sehingga mampu mempercepat dan mendorong proses ekspor dan impor agar lebih bisa bersaing dengan biaya yang lebih murah, mudah, transparan, dan lebih cepat," kata Fiona.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement