Sabtu 26 Jun 2021 23:58 WIB

Pengguna KRL Jabodetabek Turun 20 Persen Pekan Ini

Angka pengguna KRL pekan ini 231.984 orang turun dari sebelumnya 287.624 orang

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Calon Penupang KRL mengantre untuk melakukan tes cepat (rapid test) Swab Antigen COVID-19 secara gratis di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (21/6). Swab test antigen yang dilakukan secara acak kepada calon penumpang KRL tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 karena KRL merupakan moda transportasi favorit di wilayah Jabodetabek.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Calon Penupang KRL mengantre untuk melakukan tes cepat (rapid test) Swab Antigen COVID-19 secara gratis di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (21/6). Swab test antigen yang dilakukan secara acak kepada calon penumpang KRL tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 karena KRL merupakan moda transportasi favorit di wilayah Jabodetabek.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KAI Commuter mencatat jumlah pengguna jasa angkutan KRL Commuter Line Jabodetabek di akhir pekan ini, Sabtu, mencapai 231.984 orang, atau turun 20 persen dibanding waktu yang sama pekan lalu yaitu 287.624 orang.

"Meskipun terjadi penurunan, KAI Commuter tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan baik di stasiun maupun di dalam KRL," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu (26/6).

Anne mengatakan, KAI Commuter juga terus melaksanakan tes usap antigen acak kepada para calon pengguna KRL. Ia menyebutkan sebanyak 97 orang calon pengguna KRL mengikuti tes acak antigen yang dilaksanakan di enam stasiun, lima di antaranya reaktif.

Kelima orang tersebut dilarang naik KRL dan dilaporkan ke puskesmas setempat untuk ditangani lebih lanjut."Tes acak antigen yang dilakukan KAI Commuter ini dilakukan sebagai upaya melindungi masyarakat yang masih harus beraktivitas menggunakan KRL serta para petugas di lapangan," ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat yang masih harus beraktivitas di luar rumah dengan menggunakan KRL adalah mereka yang benar-benar memiliki kepentingan mendesak. Para pengguna KRL juga selalu diimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan baik di dalam KRL maupun di area stasiun.

KAI Commuter juga hendak mengingatkan bahwa sejak Juni tahun lalu kami telah mengeluarkan larangan bagi anak di bawah usia lima tahun (balita) untuk menggunakan KRL. Selain itu, kepada para orang tua agar tidak membawa anak-anaknya terutama yang balita untuk naik KRL.

"Mari jaga kesehatan anak-anak kita dengan tetap beraktivitas dari rumah yang lingkungan dan kebersihannya dapat sepenuhnya diawasi," pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement