Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Bambang

Mencontoh Nabi Ayub Alahi Salam Dalam Masa Pandemik

Eduaksi | Friday, 25 Jun 2021, 20:36 WIB

Sekarang kita semua merasakan betapa berat menjalani hidup ditengah-tengah masa pandemik. Mau berkunjung sanak saudara serba dibatasi, mau makan bersama juga tidak seenaknya sendiri seperti dulu kala. Ya semua harus mengikuti nama protokol kesehatan. Ditengah-tengah duka ini marilah kita tengok kembali kesabaran Nabi Ayub alahi sallam dalam musibah yang beliau alami.

Dalam Al Qur’an Surat Anbiya ayat 83-84, Allah berfirman

Artinya : dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

Sebelum Nabi Ayub mendapatkan ujian berupa penyakit, beliau adalah seseorang yang sangat kaya dengan harta berlimpah. Beliau memiliki hewan ternak yang banyak dan juga area tanah yang luas hingga tak ada orang yang mampu menyaingi. Namun kekayaan ini tidak membuat beliau sombong, namun kekayaan ini digunakan untuk kebaikan. Yaitu untuk menyantuni anak yatim, janda yang tdak mampu, kaum dhuafa, fakir miskin maunpun ibnu sabil. Sehingga dengan kedermawanannya ini beliau terkenal sebagai orang baik.

Namun Allah Ta’ala menguji beliau dengan kesakitan. Apakah ujian penderitaan ini bisa lulus? Inilah yang menarik untuk kita renungkan ditengah pandemik ini.

Nabi Ayub alahi salam diuji dengan ditimpa penyakit judzam (kusta atau lepra) serta musibah yang membuat harta serta anaknya hilang. Namun, istri Nabi Ayub masih sabar dan tetap menemaninya. Cobaan yang dirasakan Nabi Ayub tidaklah sebentar melainkan lama yaitu 18 tahun lamanya. Saking lamanya penderitaan ini akhirnya istrinya pun bekerja untuk menanggung kehidupan dirinya dan Nabi Ayub.

Dengan kesabaran yang dilakukan oleh Nabi Ayub alahi salam selama 18 tahun, akhirnya Nabi Ayub mendapat mukjizat dari Allah SWT. Ia diberi kesehatan setelah mandi dan minum dari air yang dianugerahi oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana tergambar dalam Quran Surat Shaad ayat 41-44 Allah berfirman:

Artinya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika dia menyeru Tuhannya, 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.' Allah berfirman, 'Hentakkan lah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.' Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat. Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukul lah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).

Akhirnya kehidupan Nabi Ayub dan istrinya kembali membaik seperti sedia kala. Sebagaimana diterangkan dalam hadist riwayat Imam Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

Artinya : "Di saat (Nabi) Ayub mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba jatuhlah seekor belalang dari emas. Lalu (Nabi) Ayub 'alaihis salam mengantonginya di bajunya, maka Allah berfirman, 'Bukankah aku telah mencukupimu dari apa yang engkau lihat?' Ayub 'alaihis salam menjawab, 'Betul, wahai Rabbku. Akan tetapi aku tidak akan merasa cukup dari berkah-Mu.' HR Imam Bukhari no 279

Pelajaran dari kisah Nabi Ayub alahi salam yang bisa kita ambil:

1.Bersabar atas musibah dari Allah Ta’ala seperti pada masa pandemik ini

2. Berharap pahala dari Allah Ta’ala

3. Senantiasa berdo’a dan berdzikir kepada Allah Ta’ala sudah pandemik ini segera berakhir

4. Selalu berbaik sangka kepada Allah Ta’ala atas wabah corona ini.

5. Selalu berikhtiar dengan taat protokol kesehatan, maupun upaya-upaya lain yang diridhoi Allah Ta’ala

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image