Senin 28 Jun 2021 00:46 WIB

Kasus Covid-19 di Kendari Naik Signifikan dalam Tiga Pekan

Akumulasi kasus Covid-19 di Kendari hingga hari ini menjadi 5.098 orang.

Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR. Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat perkembangan jumlah warga yang terinfeksi SARS-CoV-2 di daerah itu melonjak atau naik signifikan dalam tiga pekan terakhir.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kendari Algazali melalui saluran virtual di Kendari, Ahad, mengatakan hari ini kasus positif baru kembali bertambah sebanyak 48 orang yang tersebar di delapan kecamatan. Sementara pasien sembuh tidak ada penambahan.

"Kasus positif hari ini sebanyak 48 orang yakni Kecamatan Kadia lima orang, Kambu enam, Baruga sembilan, Poasia empat, Mandonga delapan, Wuawua enam, Abeli satu, Puuwatu enam, dan Kendari tiga. Akumulasi kasus hingga hari ini menjadi 5.098 orang," kata Algazali.

Tim Satgas setempat sebelumnya mencatat perkembangan kasus penyebaran virus corona pada awal Juni 2021, yang menunjukkan angka penurunan yang drastis hingga tercatat empat orang menjalani isolasi dari 4.678 kasus, 4.616 lainnya dinyatakan sembuh dan 58 meninggal per 3 Juni 2021.

Setelah hari berikutnya dalam waktu 24 hari, kasus Covid-19 di daerah itu terus bertambah hingga kini Satgas setempat mencatat jumlah kasus positif 5.098 orang, 4.648 lainnya dinyatakan sembuh, dan menjalani perawatan isolasi menjadi 388 orang per 27 Juni 2021.

Selain itu, Satgas setempat juga mencatat dalam waktu 24 hari sejak 3-27 Juni 2021 kasus meninggal juga bertambah dari yang sebelumnya tercatat 58, kini menjadi 62 orang. Dengan kasus Covid-19 yang saat ini meningkat setiap harinya, Algazali mengajak dan terus mengingatkan kepada semua pihak untuk selalu meningkatkan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari mobilitas dan menjauhi kerumunan.

"Jika tidak ada kepentingan mendadak atau mendesak di luar rumah, sebaiknya tidak dilakukan. Tatap tingkatkan kewaspadaan, jangan abai, tetap lakukan protokol kesehatan," harap Algazali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement