Senin 28 Jun 2021 16:48 WIB

Surabaya Antisipasi Penularan di Perkampungan Padat Penduduk

Di perkampungan padat penduduk, interaksi warga cukup intens.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Tenaga kesehatan melakukan tes Antigen kepada warga saat penyekatan di akses masuk Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/6/2021). Penyekatan dan tes Antigen dilakukan kepada warga yang akan menuju Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Tenaga kesehatan melakukan tes Antigen kepada warga saat penyekatan di akses masuk Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/6/2021). Penyekatan dan tes Antigen dilakukan kepada warga yang akan menuju Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkeliling kampung padat penduduk setelah banyak muncul klaster Covid-19 keluarga. Salah satunya di Kampung Simo Sidomulyo, Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan.

Di lokasi itu terdapat satu keluarga yang terdiri dari lima orang terkonfirmasi positif Covid-19. Di RT lain yang masih dalam satu RW di kampung tersebut juga ditemukan tiga warga yang dinyatakan reaktif berdasarkan tes antigen.

Baca Juga

Eri pun meminta kesediaan warga untuk dites swab massal mengingat daerah tersebut cukup padat penduduk, sehingga interaksi antarwarga terbilang intens. Ia menegaskan, swab massal adalah bagian dari tracing atau penelusuran yang perlu dilakukan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Kulo nyuwun ngapunten, tolong warga bersedia diswab. Ini prosedur penanganan, ketika ada tes lalu positif, tracing harus dilakukan. Jadi akan dilakukan swab di kampung, untuk segera tahu bila ada yang positif, ini demi keselamatan panjenengan semua,” kata Eri, Senin (28/6).

Eri menyatakan, sudah menjadi kewajibannya untuk melaksanakan tracing melalui swab massal, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Saya di akhirat nanti ditagih Gusti Allah, kok kami tidak antisipasi memperhatikan keselamatan warga. Pak Camat dan Pak Lurah akan mengatur dengan Puskesmas,” ujar Eri.

Eri juga meminta warga untuk taat protokol kesehatan. Eri mengingatkan agar tidak ada pihak yang egois dan enggan menjalankan protokol kesehatan. Apalagi jika terpapar Covid-19, seluruh anggota keluarga harus menanggung risikonya, yakni terpapar virus yang sama.

"Bayangkan kalau kenek anak bojone, pasti nyesel sak umur uripe (Bayangkan kalau kena Covid-19 anak istri, pasti menyesal seumur hidup). Jangan sampai ada penyesalan,” ujarnya.

Eri mengatakan, Pemkot Surabaya menerapkan standar penanganan Covid-19 berbasis RT. Apabila dalam satu RT ditemukan 3 sampai 5 kasus Covid-19, seharusnya dalam satu wilayah itu ditutup dan dilakukan swab massal semua warganya.

Bagi yang hasil swab PCR negatif, akan dilakukan vaksin bila memang belum menerima vaksin. Sedangkan warga yang positif, langsung ditangani dan diisolasi.

"Jadi sebenarnya bukan lockdown. Kita batasi masuknya. Kita sepakati nanti dengan pengurus RT/RW," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement