Selasa 29 Jun 2021 09:43 WIB

Klaster Keluarga Dominasi Penularan Covid-19 di Ambon

Positivity rate Covid-19 di Ambon melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO.

Red: Qommarria Rostanti
 Lonjakan kasus positif Covid-19 di kota Ambon didominasi oleh klaster keluarga (ilustrasi).
Foto: Republika
Lonjakan kasus positif Covid-19 di kota Ambon didominasi oleh klaster keluarga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Lonjakan kasus positif Covid-19 di kota Ambon didominasi oleh klaster keluarga. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Ambon terus meningkatkan upaya tracing, testing, dan treatment (3T), sambil terus melakukan vaksinasi bagi masyarakat.

"Klaster keluarga mendominasi penularan Covid-19, kami dapatkan ketika ada pelaku perjalanan yang kembali ke keluarganya setelah melakukan perjalanan entah mudik atau kegiatan lainnya dari luar Ambon," ujar Kepala Dinas Kesehatan kota Ambon, Wendy Pelupessy, Selasa (29/6).

Dia mengatakan, testing dilakukan bagi mereka yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Misalnya, dalam satu rumah ada yang positif, maka keluarganya itu di-tracing dan dilakukan langkah pertama rapid test antigen dan dilanjutkan swab PCR.

"Jika semakin banyak orang yang kontak erat dengan pasien, kami tes semakin baik sebagai upaya antisipasi, dan jika hasilnya semakin sedikit yang terkonfirmasi juga sangat baik," ujarnya.

Wendy mengatakan, saat ini positivity rate Covid-19 di Ambon di angka 34 persen. Artinya, dari 100 orang yang diperiksa, 34 orang di antaranya positif.

Angka tersebut melebihi ambang batas ideal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari lima persen. "Jumlah tes PCR yang dilakukan Dinkes Ambon dalam sepekan terakhir telah melebihi target WHO, yaitu 34 tes per 100 penduduk dalam sepekan," kata Wendy.

Dia mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. "Dalam keseharian masyarakat terjadi penurunan prokes terutama penggunaan masker yang benar, selain itu terjadi kumpulan orang dalam acara yang membuat kerumunan, kondisi ini tentu memicu timbulnya klaster baru," jelas Wendy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement