Rabu 07 Jul 2021 14:21 WIB

Tempat Tidur Isolasi Covid-19 di Bogor Tersisa 18 Persen

Dari 1109 tempat tidur isolasi Covid-19, saat ini sudah terisi 909 tempat tidur.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Esthi Maharani
Petugas kesehatan merapihkan tempat tidur di ruang perawatan pasien COVID-19, Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/4/2021). Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bogor menurun dengan jumlah tempat tidur isolasi yang terisi hanya 30,7 persen, angka ini jauh di bawah ambang batas BOR menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 60 persen.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Petugas kesehatan merapihkan tempat tidur di ruang perawatan pasien COVID-19, Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/4/2021). Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bogor menurun dengan jumlah tempat tidur isolasi yang terisi hanya 30,7 persen, angka ini jauh di bawah ambang batas BOR menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Sisa tempat tidur isolasi Covid-19 Kota Bogor tersisa 18 persen lagi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Bed Ocupancy Rate (BOR) di Kota Bogor pada pekan ini di angka 82 persen.

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno memaparkan, dari 1109 tempat tidur isolasi Covid-19 di 21 rumah sakit rujukan Kota Bogor, saat ini sudah terisi 909 tempat tidur. Jumlah tersebut sudah bertambah dari pekan sebelumnya, yakni sebanyak 981 tempat tidur.

“Dari 909 tempat tidur yang terisi mayoritas diisi oleh pasien bergejala sedang atau berstatus kuning sebanyak 488 pasien. Sedangkan, pasien bergejala ringan sebanyak 126 orang dan bergejala berat sebanyak 201 orang,” kata Retno, Rabu (7/7).

Saat ini, lanjut Retno, 21 rumah sakit rujukan tersebut masih didominasi oleh warga Kota Bogor. Dengan angka 49,3 persen, atau 448 pasien dari total 909 pasien.

“Kami juga merawat pasien Kabupaten Bogor sebanyak 29,5 persen atau 268 pasien dan dari daerah luar Bogor sebanyak 21,2 persen atau 193 pasien,” paparnya.

Terpisah, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menambah kapasitas tempat tidur di beberapa pusat isolasi berbasis masyarakat. Hingga pusat isolasi hasil kerjasama Pemkot Bogor dengan pihak-pihak lainnya.

Bima Arya menyebutkan, sebelumnya Pemkot Bogor hanya memiliki 100 tempat tidur isolasi di Pusdiklat BPKP Ciawi, Kabupaten Bogor. Kini Pemkot Bogor sudah memiliki total 535 bed isolasi untuk pasien Covid-19.

"Sekarang kita punya 151 bed isolasi pasien Covid-19 tersebar di seluruh wilayah Kota Bogor, atau pusat isolasi berbasis wilayah. Sementara 385 bed isolasi lainnya, hasil kerjasama Pemkot Bogor dengan pihak-pihak terkait," ucapnya.

Menurutnya, penambahan pusat isolasi dinilai penting untuk dilakukan, mengingat beberapa waktu kebelakang ini kasus Covid-19 di Kota Bogor sedang mengalami lonjakan yang cukup signifikan jika dibanding dengan awal pandemi lalu.

Lebih lanjut, Bima Arya menyebutkan, pusat isolasi berbasis masyarakat di Kota Bogor yakni di Kantor Kelurahan Situgede, Villa Hude Kelurahan Curug, Ruang Serbaguna RW10 Kelurahan Tegal Gundil, Aula Minasa Kelurahan Cimahpar, Kantor BLK Kota Bogor, Terminal Agribisnis, Rumah RW1 Kelurahan Sempur, Aula Kantor Kelurahan Baranangsiang, Aula Kantor Kelurahan Sukasari, dan Aula Kantor Kelurahan Katulampa.

Sementara itu, sambung dia, pusat isolasi di tingkat kota yang merupakan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain di Pusdiklat BPKP Ciawi denban kapasitas 100 tempat tidur, Asrama IPB Dramaga berkapasitas 184 tempat tidur, dan yang tengah disiapkan yakni Wisma BNN Lido berkapasitas 100 tempat tidur.

“Saat ini Pusdiklat BPKP sudah terisi 49 dari 100 tempat tidur. Sedangkan asrama IPB sudah terisi 33 dari 184 tempat tidur,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement